Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, February 26, 2013

aku adalah penikmat langit,
pengagum pelukisnya
aku lebih suka senja karena ia mengingatkanku akan ke[pulang]an
aku suka pagi karena ia mengingatkan akan adanya harapan
dan pelangi yang mengajarkan indahnya perbedaan
Bukankah alam sudah mengajarkan nilai serapan
Lalu, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Monday, February 25, 2013

Apa yang nampak

"Terpikir olehku satu hal, mengapa bulan menampakkan wajah yang berbeda setiap malamnya," kata Sang Wanita, "bukan, bukan tentang rotasi atau revolusi bulan terhadap bumi atau dampak posisinya terhadap cahaya matahari," lanjutnya tanpa menatap lawan bicaranya, hanya menerawang jauh menembus awan-awan kelabu di pikirannya.
Lawan bicaranya, sang lelaki, ah atau lebih tepat disebut kawan bicaranya, hanya menatapnya, aku tak tau apa yang menjadi kabut pikirmu saat ini, batinnya. Kau hanya ingin ku dengar kan saat ini? Aku akan diam, batinnya lagi.
"Mungkin dia ingin mengingatkan kita, atau sekedar menyadarkan bahwa segalanya akan tampak tak sama setiap waktu, mata kita melihat hal yang berbeda pada satu hal yang sama hampir dengan waktu yang cepat. Tapi sebenarnya itu adalah apa yang nampak, bukan apa yang sebenarnya terjadi," kata Sang Wanita lagi. Lelakinya tetap diam, masih menatapnya tanpa senyum.
"Kita seringkali terpaku pada apa yang nampak, apa yang berubah dan terlihat berbeda, bukan apa yang yang sebenarnya ada dan terjadi, ah entahlah," kata Sang Wanita lagi, dia menatap lelakinya, tersenyum sekilas.

Sunday, February 24, 2013

hehehe

Hari ini hari minggu, hari memalaskan sedunia (ya, dunia saya). Baru saja saya melihat avatar adik saya di twitter, fotonya ketika masih kecil. Tiba-tiba saya teringat percakapan antara saya, mama dan adik saya beberapa minggu yang lalu saat minggu tenang sebelum ujian akhir semester.

Seperti biasa, sore hari saya pasti malas-malasan tidur di kamar orang tua saya (tau kenapa saya suka tidur di kamar itu? Karena di sana kasurnya lebih empuk dan ada guling yang bisa saya pakai, di kamar saya sendiri nggak ada guling hadeh). Sore itu mama juga sedang ada di kamar, jadilah kami tidur-tiduran sambil bercerita. Awalnya kami bercerita tentang proses melahirkan, katanya sih anak yang nomer tiga yang paling sakit, terus kata mama juga, sakitnya itu seperti seluruh sakit di dunia dijadikan satu, aaaak saya jadi begidik sendiri. Pantaslah mengapa surga ada di telapak kaki ibu.

Friday, February 22, 2013

secrets of mine

When I'm getting mad to someone else, I'll remind myself with one question :: "Who am I?" and it will answered by myself too, "I am nothing". So that fire can go away from my head.

Thinking that I am nothing make me realize that I don't have any rights to mad or blame someone else for my sadness. Because actually I can lead my own self to be happy and don't depend on any others for my kingdom of happiness.
But sometimes, I know there are some people around myself that can catalyst my happiness, I call them with enzyme. They are my family, my friends and... uumm I can't mention it yet :p hahaha *kidding.

Wednesday, February 20, 2013

-----rindu(?)

Menurutmu apa itu rindu?
Menurutku rindu adalah pembunuh bayaran dari sebuah rasa yang semu--ya, kubilang semu karna ia tampak tak tanya. Kau tau apa maksudku kan?-- Kau tau apa itu rindu? Rindu adalah keinginan untuk bersua tapi tak kunjung keluar suara. Keinginan untuk menyapa tapi tak jua punya asa. Rindu adalah ketika kau ingin bercakap tapi tak bisa bertatap.
Pernahkah kau rindu? Aku pernah, sering. Serasa gila, berdusta pada jiwa. Apa kau pernah rindu? Aku pernah, sering. Serasa mati rasa, bertopeng rupa seolah tak ada apa-apa.
Apakah kau pernah merindu? Pada jalinan kata yang tak pernah bersua?
Ya....

Terpujilah dia yang kurindu, di antara galau dan cemburu - candra malik, fatwa rindu

Friday, February 15, 2013

Pelangi

Sepasang pemuda pemudi di ujung usia remajanya memandang langit senja yang cerah di hadapan mereka. Udara terasa segar dan angin menyejukkan wajah mereka yang lelah setelah berjalan jauh.
"Ini senja yang indah ya?" kata Sang Gadis menatap jauh membebaskan matanya. Pemuda di sampingnya hanya mengangguk, ya, hujan sudah berhenti hari ini, batinnya.
"Pelangi," kata sang Gadis sambil menunjuk garis lengkung berwarna-warni agak samar di atas mereka.
"Kenapa ya, pelangi itu disusun oleh tujuh warna berbeda?" tanya sang Pemuda terlebih kepada dirinya sendiri.
"Karena setiap minggu dalam setiap tahun berjumlah tujuh hari, jadi setiap hari kita memiliki warna yang berbeda. Sehingga tiada cerita yang sama, berbeda, membentuk irama yang harmonis. Tiada hari sama."
Sang pemuda tersenyum, dan hari ini hariku berwarna jingga, batinnya.

Monday, February 11, 2013

Malang - Yogyakarta - Jember

Selamat datang semester empat!!!
Hari ini adalah hari pertama semester empat di THP. Hari pertama yang bahagia #dusta, kenapa?  Karena hari ini langsuuung diberi dua tugas. Tugas pertama berupa dokumen dan tugas kedua berupa proyek. Selamaat anda dapat pop mie -___- Tapi saya sebenarnya bukan mau cerita hari pertama kuliah saya, karena kuliah ya begitulah, ya begitulah tau kan?

Saya mau cerita tentang liburan saya kemarin, iya libur semester tiga kemarin. Ada banyak hal yang bisa diceritakan dari liburan 11 Januari sampai 10 Februari ini, banyak sekali, tapi ehem mari kita fokus ke perjalanan geje saya ke Yogyakarta. Geje? Iya emang nggak  jelas sih, mau dibilang backpacker juga lebay, nggak backpacker-backpaker amat. Jadi saya akan bercerita tidak dengan cara anak backpacker bercerita, tapi saya akan bercerita sebagaimana saya bercerita biasanya, heuheu. Saya hanya akan menceritakan kesan saya, no more.
Saya pergi ke Jogja tanggal 2 Februari kemarin, bersama dua orang teman saya, satu perempuan dan satunya lagi sama, perempuan juga. Satunya anak THP, sama seperti saya, dan satunya lagi anak FIB, sekamar dengan saya. Kenapa cuma bertiga? Awal rencana sih banyak yang mau join tetapi pada akhirnya, hanya tiga bocah yang budhal, ya demi terlaksananya sebuah rencana, berangkatlah kita dengan modal seadanya.

Sunday, February 10, 2013

mbulet (?)

everything is nothing. nothing is something. something is everything.

Seorang teman saya bilang kalau kata-kata itu mbulet adanya. Saya bilang nggak mbulet kalau dipahami dan dijabarkan, iyakah (?) Entahlah, kata-kata itu muncul saat saya sedang terbang (ngefly maksudnya--gila).

Everything is nothing.
Segalanya adalah tidak ada.
Segalanya di dunia ini adalah tidak ada. Semu. Maya. Tidak kekal.

Nothing is something.
Yang nampak tidak ada, Dia ada.

Something is everything.
Dan Dia, adalah segalanya.

Entahlah, pemahaman saya masih dangkal. Saya masih dibuat gundah gulana tentang suatu pemikiran di kepala saya, pemikiran masa kecil, pemikiran anak SD kelas 4  yang saat itu selalu sukses membuat saya takut dan bergidik ngeri, bahkan sampai saat ini. Jawaban atas pertanyaan saya bukan ada di bumi, tapi di hati. Ah tak taulah, saya masih terus mencari jawaban itu. Kebenaran? Mungkin. Apa saja yang mungkin membuat saya takut, dan saya suka itu.

Friday, February 8, 2013

Rasa

Matahari sudah datang dan menyapa bumi di perbatasan, membentuk bayang panjang-panjang untuk yang menantangnya. Pagi yang sempurna untuk merasa dan berpikir. Mereka sedang berada di meja makan, menyantap roti dan secangkir teh dan kopi panas.
“Hmm, pahit,” kata Sang lelaki saat merasakan kopinya.
“Hmm, manis,” kata Sang Wanita, setelah mencicipi teh yang dibuatnya sendiri. Dia tersenyum sambil mencibir Lelakinya.
Sang Lelaki tertawa, melihat tingkah Wanita di hadapannya yang terasa berbeda dari semalam. “Sudah hilang dukamu?”
Sang Wanita mengangguk, dan tersenyum. Kembali merasakan teh manis di cangkir dalam genggamannya.
“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Lelaki, bertanya tentang suntuk Sang Wanita semalam.
“Pahit, seperti kopimu itu.”
“Benarkah?”

Thursday, February 7, 2013

what else?

Aku ingin marah, ingin menunjukkan kesalku kepada siapa saja. Tapi yang ku bisa hanya diam. HANYA DIAM
Aku ingin memaki, ingin ku tunjukkan marahku kepada siapa saja. Tapi yang ku bisa hanya menyiram kepalaku sendiri dengan kata-kata palsu yang ku karang sendiri. APALAGI?
Aku ingin mengatakan segalanya yang ada di dalam kepalaku, mengatakan bahwa aku kesal, aku marah, ya aku marah. Tapi apalagi yang ku bisa selain menulis sendiri di dalam penjara kata-kataku yang bebas. TAK ADA LAGI
Kini aku memandang barisan huruf yang terbentuk lewat jalinan kata yang terpisahkan oleh jeda, hingga terbentuk makna.
Aku marah, aku marah oleh perasaanku sendiri yang tak bisa ku kekang.
Aku marah, aku marah oleh sebuah kesadaran bahwa aku masih dapat kembali lagi menjadi granat.
Aku marah, aku marah karena ternyata aku belum membunuh harimau dalam kepalaku sendiri.
Aku marah, terlebih, kepada perasaanku sendiri.
Lalu apalagi, yang bisa membuatku tenang selain ini?
dan api pun padam, seketika!

Wednesday, February 6, 2013

Sujud dan Sebuah Nama

Kukkuruyuuuuk suara ayam jantan mulai terdengar pagi ini, masih pukul tiga pagi dan ayam sudah terjaga dari malamnya. Sepasang perempuan kakak beradik duduk di halaman rumahnya, memandang bintang dan merasakan angin yang mengibarkan ujung kerudung mereka berdua.
“Kak, katanya kalau lagi suka sama laki-laki, kita bisa nyebut namanya di sujud kita sewaktu shalat ya?” tanya sang Adik kepada kakaknya yang berkerudung hijau.
Sang kakak tersenyum dan mengangguk, tidak berkomentar apapun karena masih ingin menekuni lamunannya.
Tetapi sang adik ingin terus bertanya pada kakaknya, mata mudanya ingin terus bertanya, kerinduan pada Kakaknya membuat dia ingin terus mengajak Sang Kakak bercerita.
“Tapi Kak, bukannya Tuhan sudah menuliskan jodoh kita di sana, sebelum dunia ini diciptakan, kenapa kita harus berharap pada seseorang?” katanya, naluri darah remajanya mengalir lewat kata-katanya.
Sang kakak lagi-lagi tersenyum, “Siapa bilang kita harus berharap kepada seseorang?” tanya Sang Kakak akhirnya, memandang lembut adiknya yang masih muda.
“Itu Kak, teman-temanku, sering menyebut laki-laki yang mereka sukai dengan PHP.”