Ini Untukmu, sahabatku, Aliful Nisa Noviga.
Luangkan waktumu sebentar saja, bacalah sampai tuntas.
Ini untukmu,
Seorang teman yang kukenal baik saat terakhir, ya, terakhir
masa SMA kita, atau bahkan setelah kita telah lulus dari Sekolah Menengah Atas.
Aneh memang karena kedekatan kita justru setelah kita lulus dari sekolah,
ingatkah bahwa dulu kita sering gontok-gontokan?
Ya, aku ingat pernah suatu hari saat kita masih kelas tiga, aku pernah tak
mau ngalah denganmu, aku ingin duduk di bangkuku dan kau sedang menduduki
bangkuku, lalu aku memintamu untuk pindah dan kau pindah dari tempatku dengan
wajah sinis, hahaha, aku tak pernah sejalan denganmu, karena kini aku tau, kita
satu tipe, kita satu jenis, jenis Melankolis yang cenderung koleris, iya
bukan?? Dan kau tau dari awal aku sudah tak akrab denganmu, bahkan sampai akhir
masa sekolah kita, kita, ah mungkin lebih tepatnya aku, merasa kita tak pernah ‘nyambung’
bicara.
Dan tiba-tiba kita ditakdirkan untuk ‘nyasar’ di tempat yang sama, UNIVERSITAS BRAWIJAYA! Hahaha, bedanya aku nyasar di THP dan kau adem di gedung hijau dengan kelas semuanya ber AC dan tak pernah naik tangga (aku jadi ingat betapa sering aku mengataimu pemalas karena hobimu adalah naik lift :p). Lalu kita sama-sama terdampar di kamar yang begitu sempit saat PK2 atau ospek universitas dan fakultas, dan bukankah ini juga tak sengaja, karena kau sudah kepepet tak mendapatkan kamar lagi di Malang? Hahaha. Sampai sekarang aku akan tertawa jika ingat bahwa aku tak meminjamkan sedikit selimutku saat itu, padahal Malang sedang pencitraan dengan mahasiswa barunya (baca: dingin-dinginnya). Pelit ya aku ndut? Nggak apa-apalah ya nduuut.. Dan aku tau kau juga menyimpan cerita saat itu kan, aku tau kau mendengar tangisku saat malam-malam ospek itu, ya kan? Dan kau tak bertanya sedikitpun kenapa aku menangis, tapi sekarang sudah tau kan kenapa? Yayaya, nggak perlu disebutin lah hehehehe :D :D
Berada dalam satu kamar yang sama selama lebih dari satu minggu tak membuat kita dekat, tentu saja. Kita menjadi sebatas teman sekamar saat ospek, teman menitip makan untuk buka atau sahur, dan teman berbagi kasur empuk. Sampai situ saja. Kedekatan kita dimulai saat aku berhasil menebak sesuatu yang sudah lama ku ketahui atau lebih tepatnya kuduga, di Griya Universitas Brawijaya, setelah makan dan setelah kau kuliah, aku rasa, eh atau sebelum kau berangkat kuliah ya? Lupa eh –“ Tiba-tiba aku berkata, “aku lho tau ndut bla bla blaaaa…..” dan aku tak kau tak percaya bahwa aku tau, iya nggak? Dari sanalah kita akhirnya berbagi cerita, berbagi suka dan berbagi duka. Lebay ya? Biarkan, teruslah membaca.