Deru angin menyapu wajah mereka berdua. Jarum speedometer menunjukkan
angka 60 km/jam tapi tangan yang menggenggam gas tak juga berniat untuk
menurunkan kecepatan kendaraan yang dikendalikannya. Sang Lelaki melirik wanita
yang duduk di belakangnya melalui ekor matanya. Sang wanita tersenyum dari
balik helm teropong berkaca beningnya, tersenyum dan menyengirkan giginya. Sang lelaki tersenyum.
Oh, jadi kau suka
berada pada kecepatan yang tinggi saat mengendarai motor, batin Sang
lelaki. Dia mulai menaikkan lagi kecepatan motornya, mendekati angka 80 km/jam,
Wanita di belakangnya mulai menarik bagian samping bajunya, pertanda dia sudah
mulai agak gentar dengan kecepatan ini. Sang lelaki menahan tawanya.
Langit yang sudah berwarna kelabu sejak keberangkatan mereka
untuk pulang, semakin kelabu dan mulai menurunkan tangisannya, air mata langit,
hujan. Gerimis. Berangin. Lalu hujan semakin deras.
“Gimana? Mau berhenti?” Tanya sang Lelaki sambil melirik
Wanitanya di belakang.
Sang wanita menggeleng dan berkata, “Ayo lanjut aja, sudah
dekat kan.” Sambil membuka kaca helm teropongnya, merasakan air hujan yang
jatuh pada pipi dan dagunya, kerudungnya mulai basah namun ia tak peduli. Sang
lelaki dapat melihatnya dari spion motor dan tersenyum, dia tetap mengendarai
motornya dan terus berkonsentrasi pada jalan di hadapannya. Hujan tetap
mengiringi perjalanan pulang mereka sampai ke rumah.
“Kau senang?” tanya sang lelaki saat mereka sampai. Sang wanita
hanya mengangguk, lelakinya tersenyum.
“Kenapa?” tanyanya sang Lelaki lagi.
“Ah, kau sebenarnya tau. Bukankah tadi kau menggodaku dengan
menaikkan gas motor, padahal kau tau bagaimana aku saat kecepatan benar-benar
tinggi,” kata Sang Wanita sambil cemberut.
“Hahahaha,” Sang Lelaki tertawa dan mulai duduk di kursi
kayu teras, wanitanya mengikuti dan duduk di sebelahnya.
“Sudah, puas kan menertawaiku” kata sang wanita kesal, tapi
tiba-tiba wajahnya berubah senang saat mengingat sesuatu yang dipikirkannya
tadi, “tidakkah kau menyadari sesuatu saat di jalan tadi?” tanyanya pada
lelakinya. Kening sang lelaki berkerut, menyadari
apa? Batinnya.
“Aku menyadari bahwa hujan di setiap beberapa ratus meter
jalan berbeda. Saat kita berada pada tanjakan curam sebelum perempatan tadi,
hujannya hanya berupa gerimis, namun saat kita berada setelah perempatan, hujan
sangat keras dan deras. Tapi herannya, saat berada dekat dengan daerah sungai
besar, tanahnya malah kering.”
Sang Lelaki hanya tersenyum, ya, dia menyadarinya juga.
“Dan kurasa, untung saja kita tak berhenti bahkan untuk
sebentar saja,” kata Sang wanita kemudian.
Lagi-lagi Sang Lelaki hanya tersenyum menatap wanita di
hadapannya ini.
“Dan entah mengapa aku menyadari, sebenarnya hal itu sama
seperti hidup kita, mau berhenti atau terus berjalan saat kita menghadapi
rintangan dalam sebuah perjalanan, itu adalah pilihan kita. Saat kita berada
dalam sebuah kondisi yang berat dimana kondisi itu bisa membuat kita basah dan
sakit, kita bisa berhenti sejenak, tapi hidup itu pilihan, kita mau berhenti
dan kembali ke titik start yang aman atau terus berjalan, dimana setiap tahap
itu berbeda kondisinya, seperti hujan deras tadi, kadang hujan sangat deras
tapi kadang hanya gerimis biasa,” kata Sang wanita panjang.
Sang Lelaki menanggapi wanitanya dengan tersenyum, lalu
menambahkan, “dan dengan kecepatan yang tinggi serta fokus, kita akan sampai
dengan tujuan, dengan selamat.”
“Kau benar!” kata sang wanita bersemangat. Mereka tertawa.
Hujan di akhir desember, membawa tawa. Hujan di akhir
desember, menyembuhkan luka dan menawar rindu pada basah di dalam hati. Ah hujan,
kau punya seribu rasa dalam jutaan tetesmu.
--------
Word count : 525
Cerita ini terinspirasi saat saya lagi mengendarai motor
dan membonceng kedua adik saya,
saat hujan deras dan hanya gerimis saja.
Dan saat ngantuk menguasai mata saya.
Iya, analoginya agak kacau,
entah mengapa agak sulit merangkaikan ide yang ada di kepala saya
anybody know what this story tell about?
*hallah bahasa inggris kacau pula*
4 comments:
Aku hanya bisa bilang WOW, soal ceritanya...
Tapi kalo soal kecepatan yang tinggi serta fokus apalagi di jalan raya, aku pilih safety riding aja deh, hehehehe
mantap ! you just goin to amaze me, little gal ;)
:D
ohiya ya, haha nggak kepikiran sama safety riding --"
itu bukan di jalan raya untungnya, di jalan pedesaan hehe #ngles
hihi thankyou sista :)
Post a Comment