Kukkuruyuuuuk
suara ayam jantan mulai terdengar pagi ini, masih pukul tiga pagi dan ayam
sudah terjaga dari malamnya. Sepasang perempuan kakak beradik duduk di halaman
rumahnya, memandang bintang dan merasakan angin yang mengibarkan ujung kerudung
mereka berdua.
“Kak, katanya kalau lagi suka sama laki-laki, kita bisa
nyebut namanya di sujud kita sewaktu shalat ya?” tanya sang Adik kepada
kakaknya yang berkerudung hijau.
Sang kakak tersenyum dan mengangguk, tidak berkomentar
apapun karena masih ingin menekuni lamunannya.
Tetapi sang adik ingin terus bertanya pada kakaknya, mata
mudanya ingin terus bertanya, kerinduan pada Kakaknya membuat dia ingin terus
mengajak Sang Kakak bercerita.
“Tapi Kak, bukannya Tuhan sudah menuliskan jodoh kita di
sana, sebelum dunia ini diciptakan, kenapa kita harus berharap pada seseorang?”
katanya, naluri darah remajanya mengalir lewat kata-katanya.
Sang kakak lagi-lagi tersenyum, “Siapa bilang kita harus
berharap kepada seseorang?” tanya Sang Kakak akhirnya, memandang lembut adiknya
yang masih muda.
Sang kakak mengernyit, “apa itu PHP?”
“Pemberi Harapan Palsu,” kata Sang Adik polos.
“Hahahaha,” Kakaknya tertawa mendengar sebutan itu dan
kemudian berkata, “Dik, itu salah teman-teman perempuanmu sendiri, kenapa harus
berharap pada manusia? Manusia itu tak memiliki apa-apa, Allah-lah yang
memiliki segalanya. Bahkan hati, kita tak punya kendali dengan hati kita
sendiri, kita tak pernah bisa mengendalikannya, qolbu atau hati kita, sejatinya
dapat dibolak-balik. Dan Tuhan, Allah, Dialah yang memberikan segala rasa yang
dianugerahkan pada kita, entah itu cinta atau apapun”
Sang Adik mengangguk-angguk kecil. “Iya sih ya Kak, jangan
berharap kepada manusia, tapi berharap pada Yang Maha Memiliki, itulah mengapa
kita sebut nama seseorang yang kita suka.”
“ Tapi jangan terlalu berharap, karena itu tadi, Allah sudah
menyiapkan satu nama. Kalaupun bukan dia yang kita sebut namanya dalam sujud
kita adalah jodoh kita, pasti Allah akan menghapuskan rasa apapun yang ada
dalam hati kita kok, kakak percaya itu.”
Lagi-lagi Sang Adik mengangguk kecil. “Berarti kakak nyebut
nama Kak Aim di sujud terakhir Kakak?” tanyanya jail. Sang Kakak hanya
memandangnya dengan kernyitan di dahinya.
2 comments:
Wih, serem...
"sujud terakhir"?
atau aku yang salah mengartikan ya?
hehehe
haha, sujud terakhir pas shalat maksudnya mas :D
Post a Comment