"Deeek, tugasnya sudah
dikerjakan?" wanita muda yang sedang merajut menanti malam benar-benar
larut itu bertanya pada anak lelaki kecilnya.
"Huu capek adek bu," kata
sang anak sambil terus menonton televisi.
Sang Ibu bangkit dan mematikan televisi
yang sedang menayangkan film kartun itu. "Hayo dikerjakan dulu tugasnya,
terus tidur, sudah malam," kemudian ia mengambil buku tugas anaknya yang
berpipi tembam itu.
Anak lelaki kecil berambut hitam lurus
itu kemudian mengambil buku yang disodorkan ibunya, mengambilnya sambil
cemberut lalu duduk di meja belajarnya. Ia membaca buku bersampul hijaunya
sambil berkomat-kamit. "Bu, ini adzan subuhnya kok beda sama adzan yang
lain ya Bu?"
"Menurut adek kenapa? Coba dibaca
artinya," kata Sang Ibu tanpa berhenti merajut.
"Shalat itu lebih baik daripada
tidur." Kulit kening Lelaki kecil itu berkerut-kerut, tanda ia sedang
berpikir.
"Hayoo, nggak pernah denger
adzan subuh ya si Adek, subuh itu kan pas pagi buta dek," kata Sang Ibu
akhirnya berhenti merajut sebentar. Tak ada komentar dari anak lelakinya yang
biasanya banyak bertanya itu, ia hanya diam, menatap ibunya dengan tanda tanya,
terus kenapa? katanya dalam pikir.
"Adek tau kenapa pagi sewaktu
subuh atau sebelum subuh itu sering disebut pagi buta?" Sang anak
menggeleng.
"Kan matahari lagi tidur dek, jadi
langitnya buta, gelap nggak ada cahaya," kata Sang Ibu dan kemudian
kembali melanjutkan merajutnya, gulungan benang-benang berserakan di sekitar
tempat duduknya, ia menikmati kegiatan malamnya satu ini.
"Terus apa hubungannya sama adzan
subuh, Bu?" akhirnya anak lelaki kecil itu bersuara. Heran dengan jawaban
ibunya, karena dia merasa tak ada kaitannya antara pertanyaan dan jawaban
ibunya.
Sang Ibu tersenyum tanpa memandangnya,
"karena langit sedang buta dek, tak ada cahaya. Kita bisa mendapatkan
cahaya dengan sembahyang subuh, cahaya yang biasanya berasal dari matahari,
nanti dipindahkan ke dalam hati kita. Coba bayangin cahaya matahari yang besar
itu berada di dalam hati kita, bagaimana?" Sang anak tersenyum dan
mengangguk-angguk, berpikir dan mengolah penjelasan ibunya dalam pikirannya yang
masih kecil namun luas.
Sebelum cahaya,
dikata pagi buta. Jika pagi selalu buta, mengapa ia lebih mulia dibanding
dengan terlelap di alam mimpi?
Itukah pertanda bahwa
cahaya di atas sana dipindah dalam bentuk cahaya kecil tak kasat mata di dalam
hati? -11april2013
-------------------------
ini
ide tercipta sewaktu terbangun dan mendengar adzan subuh pagi buta di Jember
dan
postingan ini sebagai pengingat
untuk
tak pernah melewatkan pagi buta sebelum cahaya
bagi
saya sendiri
0 comments:
Post a Comment