Lintasanku adalah lintasan yang sepenuhnya milikkku. Begitupun lintasanmu adalah sepenuhnya milikmu. Lintasannya juga begitu, sepenuhnya miliknya. Awal langkahku adalah sendiri, maka langkah terakhir pun akan selalu sendiri. Tak peduli seberapa jauh, tak peduli seberapa dekat. Awal hingga akhir aku akan sendiri dalam lintasanku sendiri.
Karena sejajar bukanlah
sama, pun berpotongan tentu berbeda. Tidak ada dua benda yang berada di titik
yang sama di dunia ini. Maka komparasi atas satu dua tiga konstanta akan tak
sebanding. Kita punya modal dengan konstanta yang berbeda meski bervariabel
yang sama. Terlebih lintasan kita akan selalu berbeda. Meski akan berpotongan
di beberapa titik yang mengharuskan kita bertemu, sengaja atau tidak. Oleh
karenanya, sudah sepantasnya pertemuan dan perpisahan adalah hal yang biasa,
karena kita tak pernah ada di lintasan yang sama. Hidupku milikku, hidupmu
milikmu.
Jika suatu saat ada
sumpah yang diucapkan, olehmu dan untuk kita, maka tetap saja, lintasanku
adalah lintasanku dan lintasanmu adalah lintasanmu. Apakah sejajar? Apakah
berpotongan? Entah. Mungkin jalanku dan jalanmu akan tetap berbeda, tapi, sudah
pasti setelah itu langkah kita akan satu. Akan banyak titik potong di mana
lintasan kita akan bertemu, mungkin di sepanjang lintasan setelah sumpah itu.
Seterusnya hingga mencapai titik nol lagi. Tapi tetap saja, lintasanku adalah
lintasanku dan lintasanmu adalah lintasanmu. Tak pernah jadi satu.
Tersebab itulah, aku
harus bertanggung jawab terhadap satu jalan yang harus ku tempuh, sebagian
kecil dari keseluruhan lintasan yang ku miliki. Meski aku tak begitu yakin,
apakah lintasanku akan sepanjang itu – sepanjang yang ku pikirkan akan melebihi
jalan ini –. Menuntaskan sebuah jalan, mengakhiri hingga tujuan lantas menempuh
jalan selanjutnya, begitu terus hingga selesai. Karena apapun itu, aku akan
tetap sendirian, tidak ada pilihan pada yang sudah kuputuskan. Jalanku adalah
sirkular. Aku akan tetap berjalan. Aku harus terus berjalan. Karena lintasanku
adalah istimewa, tidak diciptakan untuk orang lain tapi untuk diriku sendiri.
Maka, sampai jumpa di titik potong yang juga istimewa !
Wahai, -mu.
0 comments:
Post a Comment