"Apakah kau mencintainya?" tanyanya sambil melirik perutku.
"Tentu, dia alasanku bertahan hidup."
"Bukan untuk dirimu sendiri?"
"Selama ini aku hidup untuk kedua orang tuaku. Kini untuknya."
"Sejak kapan kau kehilangan dirimu sendiri begini?" tanyanya, ada nada sedih pada suaranya, justru ingin membuatku tertawa.
"Kau tau itu," jawabku akhitnya menahan tawaku.
Saturday, July 20, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment