Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, April 21, 2015

lagi gila nih eiyke

Saya adalah orang yang logis. Selalu berkaca pada realitas dan melakukan sesuatu berdasarkan perhitungan-perhitungan (meski kadang saya benci akan pola pikir saya sendiri yang sering melakukan perhitungan akan langkah-langkah yang saya buat, meski begitu saya juga melakukan kesalahan karena kehilangan satu langkah penting dalam hidup saya, satu hal yang saya abaikan, nyaris saya abaikan total). Dan satu hal lagi, saya juga percaya pada probabilitas. Teori kemungkinan-kemungkinan yang hanya jadi pengandaian di kepala tapi saya memiliki jurus ampuh untuk menenangkan logika, realitas dan perhitungan saya, satu kalimat pelumpuh : HEY ADA YANG MAHA MENDENGAR, MELIHAT DAN MAHA SEGALANYA!

Begitulah, kadang perhitungan, realitas dan logika saya berbenturan terhadap Tangan Tuhan. Dan di sanalah saya percaya terhadap usaha dan masa depan, berusaha lebih percaya. Percaya pada diri sendiri, krisis yang tak pernah berhenti pada diri saya sendiri. YAH, SELAMAT UJIAN MINGGU DEPAN!

Menurut saya, Ibarat hidup, minggu depan itu sakaratul mautnya, mau sebaik apapun sepanjang hidup kita, kalau pas episode terakhir hancur jadi bejat, ya sama aja kan? iya begitulah, sama aja kalau pas kuliah keren tapi pas sidang sebaliknya. ah gitulah, semangat!

SESAL APA LAGI?

"Ada berapa hal yang kau selali di masa lalu?" tanyamu. 
"Banyak!" jawabku tanpa pikir panjang, terlalu banyak yang aku sesali, hingga semuanya mengabur membuatku malu sendiri.
"Kenapa banyak? Hal-hal burukkah? Hal-hal baikkah?" tanyamu lagi, selalu ingin tau.
"Beberapa hal baik, sisanya hal-hal yang di mataku saat ini memalukan. Mengapa aku lakukan, mengapa aku begitu tak tau malu, mengapa aku dahulu tak berpikir panjang," kataku memulai ceritaku.
Kau diam saja kali ini. Memandangku, tersenyum. Seakan kalimat itu terlepas dari lidahmu, "tak apa, itu hanya masa lalu." Tapi yang ku pandang, kau hanya membeku, menggigil dan kaku, meski senyum kau sunggingkan di bibirmu.
Ada banyak yang ingin ku ceritakan, ada banyak hal yang ingin ku bagikan, tapi kau berhenti di tanda tanya itu. Kemudian aku tersenyum, menahan keinginanku untuk berkata ini itu. 
"Ya, benar, itu hanya masa lalu, kata orang, masa depan selalu masih suci."