Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sunday, June 19, 2016

Lompatan beberapa topik dangkal

"lagi ngapain" suara bercampur batuk di seberang.
"baca novel, hahaha"
"tugasnya sudah selesai?"
"belumlah, orang aku daritadi baca novel. santai laaah"
"ya coba selesaikan dulu tugasnya"
"no, baca ini suatu cara untuk mengumpulkan kebahagiaan."
"ya sudah" ~ papa

Yep. entah papa entah mama, akan kalah untuk satu hal ini. Aku bukan kutu buku, tidak selalu mambaca buku. Tapi sekali menemukan alur dalam suatu buku, bye bye handphone, bye bye makan, ku akan hilang di atas bantal selama berjam-jam! 

percakapan lainnya. 

"memang selama di Bogor sudah berapa baju yang dibeli sampai sekarang?"
 "emmm... dua? tiga?"
"segitu aja? penampilan itu penting, Vi"
"hahahahaha, iyo iyo"
"terus apa yang banyak bertambah"
"buku!"
"berapa?"
"emmm......" delapan, sembilan, sepuluh? 

 masih papa.


"sebenarnya aku sudah ngga seperti dulu bacanya, tapi aku masih ingin memelihara kesukaanku terhadap membaca (meski sering lupa setelahnya)"
"hmm"
"daripada aku menghabiskan waktuku untuk menonton drama (korea)" 
ya, drama korea nanti saja, baca novel dulu sajalah. 

Aku tau, kesukaanku membaca berasal dari siapa. Aku tau, kesukaanku menulis berasal dari siapa. Bukan hanya wajah yang beliau kopikan pada hidupku, tapi juga dua kesukaan itu. Papa yang aku tau suka membaca beberapa tipe buku. Dari novel, cerita laga, buku motivasi hingga buku agamis. Dan kesukaannya menulis, aku tau, aku tau puisi menyambut fajar itu karangan siapa, aku juga tau surat-surat dan catatan hariannya yang pada masa kecilku dulu kubaca sembunyi-sembunyi.

Aku tau, aku sangat tau, mama juga suka membaca. Berbeda cerita, yang mama baca adalah tentang pengembangan diri pada beberapa keterampilan. Yang hanya beberapa ku bisa, itupun tak selihai tangannya. 

Aku merindukan keduanya. Yang belakangan ini entah mengapa sering mengeluhkan kondisi badan yang mudah jatuh. Aku tak tahan berada jauh begini sementara mereka butuh tangan lainnya untuk merawat, butuh kaki lainnya untuk mengantarkan, dan butuh kepala lainnya untuk mencari jalan keluar. Aku juga tak tahan, dikelabuhi meski untuk niatan baik, tak dikabarkan agar tak khawatir, sementara kabar yang datang hanya sisa-sisa di akhir. Aku tak suka. Buat apa aku jadi seorang anak jika hanya bisa mendengar kabar dan berlepas tangan perkara jarak? Ah. Aku ingin di dekat mereka, setidaknya nanti, setelah urusanku selesai di sini, aku ingin dekat. Paling tidak dengan perjalanan 4-5 jam saja. 

Aku sudah sehat. Menulis dari satu topik ke topik lainnya. Sementara ada yang bersarang mengganggu pikiranku beberapa minggu ini. Perihal entah. Entah yang ku sebut tidak ada. Kucoba untuk ku racuni, seperti biasa. 

Hari ini hari minggu, bulan ramadhan. Kau mau tau apa doaku? Sederhana saja. Rahasia. 

Hari ini hari minggu, beberapa hari lagi aku pulang.

Selamat malam.

0 comments:

Post a Comment