Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, September 5, 2017

Percakapan langit

Ah rindu percakapan langit. Kaki yang tetap menapak di bumi, pikiran yang dipenuhi kabut, dan detik yang terus berputar. Berkeliling antara 1 dan 12. Terus menerus hingga kokok ayam menyadarkan. Bahwa matahari sudah selesai istirahat. Dan hey! mata belum terpejam barang semenit. Alangkah asyik, percakapan langit.

Aku ingin bertanya seputar satu dua. Tentang apa yang ingin kau raih, apa yang ingin kau kejar, apa yang ingin kau wujudkan. Tengah malam. Tapi kau tak bisa menahan matamu. Aku tak bisa menutup mataku dan mengikat pikiranku agar tak liar. Seperti biasa.

Aku rindu percakapan langit. Meski aku tak tau apa yang dicakap, apa yang hendak disimpulkan sementara cuit cuit semakin tak tentu semerdu apa. Aku ingin bertanya, dan berdiskusi, kita saling mempertanyakan. Tak harus menemukan jawaban di malam itu juga. Kita masih punya beribu-ribu malam. Malam panjang untuk menemukan.. jalan pulang. Jawaban atas segala pertanyaan.

Kau tak melulu harus mengguna bahasa baku. Kau boleh menggunakan bahasa gilamu. Aku merindu percakapan langit. Bukan bahasa langit. Diskusi gila soal tatanan, keruwetan dan keindahan langit. Sederhana sebenarnya. Lagi-lagi, kau tak harus menyiapkan jawaban, pun  memberikan saran. Kau tambahi tanda tanyaku dengan tanda tanyamu pun aku bisa berjingkrak bahagia. Percakapan tak melulu soal tanya dan jawab, cakap bisa jadi tanya dan tanya, mungkin suatu saat kita bisa jawab dan jawab.

Maka, jikapun nanti kau sanggup menahan uap napasmu untuk tak melalaikanmu dari tidur yang kesorean, aku mendamba percakapan itu. Percakapan langit kataku.

Tentang Satu. Dan pertanyaan satu dua. Tak perlu jawaban, nanti saja, kita cari jawabannya bersama...

0 comments:

Post a Comment