Ya, terima kasih untuk cerita-cerita yang berbeda, pada setiap insan yang hadir dalam setiap lembar buku ini. Terima kasih juga untuk setiap hikmah yang bisa diserap dari cerita itu. Dan juga maafkanlah, maafkan atas cemaran yang kusebarkan, maafkan atas polusi yang ku berikan, maafkan untuk kerusakan-kerusakan yang kulakukan dalam lembar buku-bukumu, Semua.seketika kehilangan kata-kata. bukan alasan-alasan yang selalu kupercaya, selalu kupaksa untuk kupercaya. satu alasan yang sudah ku tau, tapi ku abaikan selalu
I can't agree more :))
maafkan dan terima kasih akan berdampingan selalu. untuk orang2 yang pernah dekat, sedang dekat dan akan selalu dekat. Selamat malam :)
Thursday, February 26, 2015
Labels:
refleksi
Friday, February 20, 2015
menakutkanku
detak itu menakutkanku
akan kehilangan yang semu
detak itu menamparku
yang selalu melempar tanda seru
aku bukanlah kamu
aku adalah aku
selalu menakutkan bagiku
Seakan menelan wajahku sendiri, seakan menggigit lidahku sendiri. Aku takut akan keberadaanku sendiri, memaksaku memecahkan batu yang ku tumpuk menjadi pijakan untuk berdiri. Cermin yang selalu berada di setiap langkah, yang kuletakkan supaya selalu mengingatkan siapa aku, ku injak berantakan, pecah!
Aku. Ketakutan menghadapi apa yang ada di pikiranku, menjelma menjadi batu sandunganku sendiri. Menjatuhkanku telak sampai ke sana, ke jurang kemurungan.
berjelaga dalam dada
ditutupi tapi keluar asapnya
menghitam kelam
menakutkan
Apalah, jika A disini B disana. Lantas apa yang benar? A? B? atau C?
aku terlalu menakutkan untuk diriku sendiri
akan kehilangan yang semu
detak itu menamparku
yang selalu melempar tanda seru
aku bukanlah kamu
aku adalah aku
selalu menakutkan bagiku
Seakan menelan wajahku sendiri, seakan menggigit lidahku sendiri. Aku takut akan keberadaanku sendiri, memaksaku memecahkan batu yang ku tumpuk menjadi pijakan untuk berdiri. Cermin yang selalu berada di setiap langkah, yang kuletakkan supaya selalu mengingatkan siapa aku, ku injak berantakan, pecah!
Aku. Ketakutan menghadapi apa yang ada di pikiranku, menjelma menjadi batu sandunganku sendiri. Menjatuhkanku telak sampai ke sana, ke jurang kemurungan.
berjelaga dalam dada
ditutupi tapi keluar asapnya
menghitam kelam
menakutkan
Apalah, jika A disini B disana. Lantas apa yang benar? A? B? atau C?
aku terlalu menakutkan untuk diriku sendiri
Friday, February 6, 2015
blurry but obvious
So I've been rejected twice in this early year. Alright, the show must go on. But it feel too painful, regret all the things I left behind. Everything I should did back then, ah :(
I know it's my fault, chose an option with lack of thought. Too late realize it now. Regret is regret, nothing to do and waste most of precious time for it. All I have to do right now is, chasing it, REALLY CHASING IT! I WON'T STAND HERE FOR LONG. I WANT GET IT TRUE, MAKE IT TRUE! LET'S GO, LIV!!
I know it's my fault, chose an option with lack of thought. Too late realize it now. Regret is regret, nothing to do and waste most of precious time for it. All I have to do right now is, chasing it, REALLY CHASING IT! I WON'T STAND HERE FOR LONG. I WANT GET IT TRUE, MAKE IT TRUE! LET'S GO, LIV!!
Thursday, February 5, 2015
Mimpi #3 #unofficial
Aku tak tau pasti jam berapa kau hadir kala itu. Tersembunyi
dalam selubung kepala, kau menampakkan wajah dan seringai padaku. Semalam, kau
datang dalam mimpiku. Hanyut lagi aku dalam rindu
Hanya beberapa ayat yang ku hapal semalam, peningkatan dua
ayat yang terlebih dahulu adikku hapal. Sementara aku butuh hitungan hari untuk
menghapalnya, adikku hanya membutuhkan hitungan menit untuk menghapal sempurna
ejaan dan lafadznya. Aku memutuskan untuk menghapalkannya, surat ar rahman yang
biasa menemani tidurku yang gelisah.
Jadi, haruskah aku hapalkan surat itu sampai tuntas setiap
malam, agar kau hadir dalam mimpiku selalu?
Untuk beberapa detik yang ku tunggu sepanjang hariku. Jeda
berbulan-bulan yang menjengkelkan. Beberapa detik itu muncul dalam mimpiku yang
buram.
Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam kepalaku, memaksaku
menertawai diri sendiri..
Mungkin, jika tuntas ku hapalkan seluruh ayat-ayat itu,
dengan ijin Sang Penguasa Hati, jika tak bisa ku temui kau di dunia fana ini,
bisa ku temui kau di surga nanti.
Jangan tertawa. Aku memang gila. Rinduku sudah
menenggelamkan kewarasanku!
Labels:
#30HariMenulisSuratCinta
Subscribe to:
Posts (Atom)