Aku tak tau pasti jam berapa kau hadir kala itu. Tersembunyi
dalam selubung kepala, kau menampakkan wajah dan seringai padaku. Semalam, kau
datang dalam mimpiku. Hanyut lagi aku dalam rindu
Hanya beberapa ayat yang ku hapal semalam, peningkatan dua
ayat yang terlebih dahulu adikku hapal. Sementara aku butuh hitungan hari untuk
menghapalnya, adikku hanya membutuhkan hitungan menit untuk menghapal sempurna
ejaan dan lafadznya. Aku memutuskan untuk menghapalkannya, surat ar rahman yang
biasa menemani tidurku yang gelisah.
Jadi, haruskah aku hapalkan surat itu sampai tuntas setiap
malam, agar kau hadir dalam mimpiku selalu?
Untuk beberapa detik yang ku tunggu sepanjang hariku. Jeda
berbulan-bulan yang menjengkelkan. Beberapa detik itu muncul dalam mimpiku yang
buram.
Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam kepalaku, memaksaku
menertawai diri sendiri..
Mungkin, jika tuntas ku hapalkan seluruh ayat-ayat itu,
dengan ijin Sang Penguasa Hati, jika tak bisa ku temui kau di dunia fana ini,
bisa ku temui kau di surga nanti.
Jangan tertawa. Aku memang gila. Rinduku sudah
menenggelamkan kewarasanku!
0 comments:
Post a Comment