Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, December 31, 2015

The end of 2015

Bersiap untuk mengucap selamat tinggal pada 2015.
Sebelum resmi pergi, biar kita nostalgia sebelum berpisah ya 2015.
What a hectic year!
What happened in 2015? Here you go

1.Awal tahun ini disibukkan dengan rencana seminar proposal skripsi. Bahkan tahun baru 2015 dinikmati dari lantai tertinggi gedung F Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Sembari menanti uji serat pangan yang lumayan ribet prosedurnya, ditemani gerimis-gerimis romantis, lari-lari kecil dari rektorat ke gedung F (bersama lemot, ara dan zaa – yang juga lagi lembur di lab), dan yatta! Pergantian tahun diiringi suara kembang api, dan polusi asap yang luar biasa pastinya.



2. Setelah itu, februari-maret galau oleh hasil uji kadar Short chain fatty acid si tikus yang belum kelar-kelar. Galau terobati hingga April akhirnya bisa sidang skripsi. 28 April 2015, I remember it.  Perasaan setelah sidang itu adalah perasaan yang luar biasa, tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Itu adalah perasaan yang paling nyess bahkan dibandingkan wisuda sekalipun. Selebrasi saya adalah di hari itu, bukan pas wisuda. Haha

3. Mei 2015 itu adalah bulan yudisium, dan pas itu juga adalah hari-hari dimana saya mulai nyari kerja. Lebih sering ke Surabaya, ikutan job fair hingga akhirnya desperate nggak ada panggilan kerja wkwk (ada kekhawatiran tersendiri, bahwa hal itu disebabkan karena pengalaman organisasi saya yang minim. Saat itu saya mulai merutuki diri sendiri, kenapa pas kuliah males ikutan organisasi, kenapa lebih suka di lab, ngurusi bahan kimia dan praktikan, kenapa lebih suka ngurusin blog  #eh
 haha, tapi nanti ceritanya bakal beda, terusin aja bacanya)

4. Lewat dari Mei 2015, menuju Juni 2015 saya tetep edan nyari kerja. (Dari cerita mama sekarang, saya jadi tau, orang tua saya ternyata bingung “ini ngapain ovi udah kesurupan kayak nggak punya waktu lagi, nyari kerja padahal belum wisuda.”  Yeah guys,  tau gitu juga saya nggak gitu dulu. Saya memang punya satu tujuan, saya harus dapet kerja sebelum wisuda. HAHA.

5. Sembari mencari peluang di berbagai perusahaan, menanti link jurnal keluar – sebagai persyaratan untuk wisuda, saya juga menyempatkan untuk menengok mimpi saya yang lain – kuliah lagi. Saya dapet info sebuah tawaran beasiswa dari Dikti, lumayan oke beasiswanya. Juni 2015, kalau tidak salah adalah pertama kali saya hubungi calon dosen saya. Nothing to lose, kata saya waktu itu. Berbekal restu dan dana dari orang tua juga akhirnya berani mendaftar kuliah lagi, di Jawa bagian Barat. Juni 2015 itu bulan ramadhan, full di rumah saya sebulan, menjajakan dagangan, bersama keluarga di jalan. Alhamdulillah, sebulan puasa saya habiskan di rumah, tanpa penyesalan. 

6. Juli 2015. Saya masih keukeuh nyari kerja, hingga akhirnya link jurnal muncul, bisa daftar wisuda. Nothing special. 

7. Bulan yang selalu penuh cerita, Agustus. 5 Agustus 2011 pertama check in di Malang, hingga akhirnya 8 Agustus 2015 adalah hari terakhir bermalam di Malang (hingga hari ini). 8 Agustus 2015 saya diwisuda, resmi seresmi resminya bergelar S.TP Sarjana Teknologi Pertanian. Kalau kata teman saya sih, diplesetkan jadi Sarjana Tanpa Pasangan. Aduh *jlebb* haha but no matter, di tribun sana ada pasangan saya, papa mama yang jadi pahlawan yang benar-benar tanpa tanda jasa. Selamat lip, akhirnya kamu nggak punya status, fix bukan mahasiswa. Well, kalau mau diceritakan detailnya, Agustus akan jadi satu postingan tersendiri, sedetail tanggal dan jam-nya, tapi ya sudahlah, yang pasti setelah wisuda saya nggak langsung pulang, tapi pergi ke Surabaya dulu lima harian, wawancara kerja dan blah-blah-blah. Terus pulang ke rumah, berangkat lagi ke kota orang 23 Agustus, sampe sekarang belum pulang lagi (Udah niat, katanya. Pret)

8. And now here I am, in Bogor, Kota Hujyan. Dramaga the village. Haha. Ya, singkat cerita, saya menyerah untuk keukeuh cari kerja, belajar lagi ternyata lebih menggiurkan. Biar harapan dan ekspektasi, mimpi-mimpi tentang beasiswa juga padam dan hangus pas berangkat ke sini juga, tetep papa mama saya dengan ikhlas mengirim saya ke sini, berbekal doa, dan sejumput dana saya sampai di Bogor. Ya, kalau September 2015 diceritakan juga bakal panjang. Hari senin jadi hari keramat pas September ini. Mulai dari dapet telepon join visit dari perusahaan multinasional sekelas Nestle (mewek setelah ditelepon itu, setelah menggugurkan harapan berminggu-minggu sebelumnya, akhirnya dapet telepon dan tawaran job di Jember, ah langsung desperate). Setelah itu, seminggu kemudian saya dapet telepon dari Bu Dosen yang tadi saya ceritakan, well, harapan baru! Sayap-sayap yang tadi kuyu jadi mekar lagi, siap terbang. 

9. Setelah melalui serangkaian alur, bikin tugas hingga wawancara (dari sini saya merasa beruntung, pengalaman menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah menjadi salah satu daya tarik tersendiri rupanya) harapan itu bersambut, mimpi saya sejak bertahun-tahun di bangku kuliah bersambut. Dulu sekali saya sering bilang, “ya sudahlah, saya dapet beasiswanya pas S2 kok,” membahagiakan diri sendiri, mensugesti diri sendiri dan berprasangka baik pada Sang Pemberi. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Alhamdulillah, lolos. Oktober jadi cerita tersendiri. Sudah ada surat keputusan. Alhamdullillah. Beasiswa terbaik saya rasa. 

10. Setelah dag-dig-dug harap-harap cemas, cemas sambil berharap-harap saya lalui dengan mulus, akhirnya saya diberikan kenyataan bahwa S2 tidak seindah yang saya bayangkan. Mana? Mana yang katanya S2 sering nyantai, jarang kuliah, tugasnya dikit, mana? Mana? Mana? Hahahaha. Oktober-November-Desember itu adalah hari-hari tugas, presentasi dan ujian-ujian dan ujian. Ujian otak dan ujian mental hakhakhak. Capek? Munafik kalo bilang nggak, iya capek, tapi seru sih hahahaha. 

11. Worth it, ilmu nambah buanyaaak, mental juga diasah. 

12. Saya akan mengakhiri di angka 13 , wait a minute

13. Last but not the least, ini akhir 2015 saya, ada satu target yang belum dicapai atau sebutlah itu sebagai harapan, haha. Haha. Saya tau kenapa nggak dikabulkan, karena seingat saya, saya nggak pernah berusaha dan proper berdoa untuk yang satu ini. hehe hehe. See you in 2016 ya!

Sejauh ini, yang bisa saya simpulkan dari perjalanan hidup saya, “apa yang menjadi tujuanmu, lakukan usaha yang sesuai dengan itu.” Well tidak sedikit yang bilang organisasi itu penting, saya setuju, setuju sekali. Organisasi itu penting, untuk membentuk seseorang, untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, untuk menjalin networking, untuk manfaat-manfaat positif yang biasa orang-orang bilang. Tapi saya juga menyadari tidak sedikit juga yang sudah berpengalaman organisasi tapi masih memiliki kemampuan bekerja sama yang boleh dibilang buruk, kalau boleh saya nilai. Tidak semua memang, tergantung orangnya memang, oleh karena itu, saya bilang, tergantung tujuan akhirmu mau jadi apa, mau ngapain, mau menghasilkan apa, jika dengan berorganisasi  bisa menjembatani untuk itu, why not? 

Sejak berkenalan dengan PMR Merpati Muda, entah mengapa belum ada organisasi yang lebih membuat saya betah. Entah mengapa. Belum ada. Ada sih sekarang, si FW, tapi sayang saya sudah diwanti-wanti (diingatkan tentang target dan tanggung jawab saya ini -_-) untuk nggak sibuk di kegiatan lain. Dan semenjak berkecimpung di dunia per-asisten-an saya juga lebih betah di dunia itu. Iya, kata seorang dosen saya dulu, itu masih dunia akademis, tapi mau gimana lagi, saya rasa itu juga melatih kemampuan komunikasi saya kok, di sana juga harus membuat kita mau kerja sama dengan asisten lain, kalau tidak, mau dihajar? Heuheu. 

Yep, tujuanmu opo? Opo sing arep mbok raih? Piye carane ngraih? Yo lakonono.
Saya menulis ini di tengah hujan deras, Dramaga. Suatu saat saya akan merindukan suara hujan di kota ini, yang sebenarnya sudah membuat saya jatuh hati. Siapa yang tidak suka belajar ditemani hujan? Yah asal jangan belajar di kasur aja, alamat turu bro. 

Enjoy your present, because the present will be the past in the future.
See ya, 2016 :)

0 comments:

Post a Comment