Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, April 9, 2016

Taste bud

"Setiap papila tidak hanya memiliki satu reseptor rasa, tapi bisa empat sampai lima reseptor."

Baiklah, aku gambar penampakan si papila  secara umum. Papila berbentuk circumuallate. Bagian atas adalah papila, di dalamnya ada beberapa reseptor bernama taste bud yang 'batang'nya adalah syaraf. Jadi benar, teori wilayah rasa itu sudah jatuh. Setiap bagian di lidah kita bisa merasakan semua rasa dasar. Walau memang ada daerah-daerah tertentu yang lebih sensitif terhadap rasa tertentu.
Aku mengontrol handphone sesekali, checking apakah fungsi recorder masih berjalan. Aku tak ingin tertinggal satu kata pun. 

"Sebuah tastant akan menyentuh reseptor sehingga menghasilkan stimulasi yang menyebabkan transduksi dan transmisi."

Aku hanya mengangguk-angguk lagi. Terlalu takzim. Terlalu baru ilmu yang kudapat, terlalu suka pada hal sejenis ini. Kali ini kugambarkan si taste bud lengkap dengan bagiannya. Juga ku tambahkan tastant di atas taste bud. FYI, tastant adalah senyawa yang memberikan rasa. Kelima cita dasar. Tidak lama si umami bergabung dengan manis, pahit, asin dan asam. Mereka berlima bersekongkol membentuk sesuatu yang kita sebut persepsi akan sebuah makanan. Manis, Asam, Asin, Pahit dan Umami. Mana yang paling kau suka? Ah~ kembali lagi ke taste bud

Reseptor di bagian atas ku gambarkan sedikit menyerupai rumput-rumput aneh. Abaikan gambarku yang tak karuan. Reseptor manis pahit dan umami hampir sama, sejenis protein yang hanya berbeda nama. Eits tunggu dulu, berbeda nama tentu berbeda fungsi dalam konteks ini. GPCR namanya. Sedangkan mekanisme asam dan asin berbeda dengan ketiga yang tadi. Mereka membuat transmisi dari arah ion channel.

Kawan, ternyata rasa yang kita cecap tak semudah itu dijelaskan. Gula tak hanya manis. Manis tak hanya tentang gula. Kopi tak hanya pahit. Pahit tak hanya tentang kopi. Garam tak hanya asin. Asin tak hanya tentang garam. Buah asam tak hanya asam. Asam tak hanya tentang buah asam. Dan tentu saja, Monosodium Glutamat tak hanya umami. Umami tak hanya tentang MSG. Dengan kompleksnya mekanisme yang mereka buat untuk mencapai otak kita. KEREN!

kecepatan transmisi neutransmitter?

Aku menuliskan satu kalimat itu di lembar paling bawah, seperti biasa. Itu adalah kegalauan yang harus ku pikirkan. Secepat apa kecepatan itu? Saat mengunyah, tastant menyentuh reseptor, reseptor menghasilkan stimulus yang selanjutnya terjadi sinyal transduksi, lalu Kalsium membuat neutransmitter membawa pesan, melakukan transmisi melalui sel syaraf menuju ke otak. Hey, mekanisme kompleks tersebut terjadi hanya dalam sekali kunyahan. Bahkan tidak hanya satu reseptor yang bekerja, tapi entah berapa yang mengirimkan kode kode ke otak. 

Jadi berapa kecepatan transmisi neutransmitter?

Apakah lebih cepat dibandingkan kecepatan cahaya?


-----
wah saya nggak waras lagi
 

2 comments:

Zein fadhlurrahman said...

Dear azzaitun, apa sedang ada buka lowongan fans?

azzaitun said...

Hai adun. kenapa mau daftar? :o

Post a Comment