Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, February 20, 2017

Lintasan


Lintasanku adalah lintasan yang sepenuhnya milikkku. Begitupun lintasanmu adalah sepenuhnya milikmu. Lintasannya juga begitu, sepenuhnya miliknya. Awal langkahku adalah sendiri, maka langkah terakhir pun akan selalu sendiri. Tak peduli seberapa jauh, tak peduli seberapa dekat. Awal hingga akhir aku akan sendiri dalam lintasanku sendiri.

Karena sejajar bukanlah sama, pun berpotongan tentu berbeda. Tidak ada dua benda yang berada di titik yang sama di dunia ini. Maka komparasi atas satu dua tiga konstanta akan tak sebanding. Kita punya modal dengan konstanta yang berbeda meski bervariabel yang sama. Terlebih lintasan kita akan selalu berbeda. Meski akan berpotongan di beberapa titik yang mengharuskan kita bertemu, sengaja atau tidak. Oleh karenanya, sudah sepantasnya pertemuan dan perpisahan adalah hal yang biasa, karena kita tak pernah ada di lintasan yang sama. Hidupku milikku, hidupmu milikmu.

Jika suatu saat ada sumpah yang diucapkan, olehmu dan untuk kita, maka tetap saja, lintasanku adalah lintasanku dan lintasanmu adalah lintasanmu. Apakah sejajar? Apakah berpotongan? Entah. Mungkin jalanku dan jalanmu akan tetap berbeda, tapi, sudah pasti setelah itu langkah kita akan satu. Akan banyak titik potong di mana lintasan kita akan bertemu, mungkin di sepanjang lintasan setelah sumpah itu. Seterusnya hingga mencapai titik nol lagi. Tapi tetap saja, lintasanku adalah lintasanku dan lintasanmu adalah lintasanmu. Tak pernah jadi satu.

Tersebab itulah, aku harus bertanggung jawab terhadap satu jalan yang harus ku tempuh, sebagian kecil dari keseluruhan lintasan yang ku miliki. Meski aku tak begitu yakin, apakah lintasanku akan sepanjang itu – sepanjang yang ku pikirkan akan melebihi jalan ini –. Menuntaskan sebuah jalan, mengakhiri hingga tujuan lantas menempuh jalan selanjutnya, begitu terus hingga selesai. Karena apapun itu, aku akan tetap sendirian, tidak ada pilihan pada yang sudah kuputuskan. Jalanku adalah sirkular. Aku akan tetap berjalan. Aku harus terus berjalan. Karena lintasanku adalah istimewa, tidak diciptakan untuk orang lain tapi untuk diriku sendiri. Maka, sampai jumpa di titik potong yang juga istimewa !

Wahai, -mu.

0 comments:

Post a Comment