Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sunday, January 7, 2018

Kedua : untuk lelakiku



Ternyata kita banyak beda
Aku perempuan
Kau laki-laki
Itu yang pertama
Selanjutnya
Aku mengingat dengan retinaku
Kau mengingat lewat gendang suaramu
Aku suka barisan huruf yang diam
Kau suka gambar yang bergerak
Aku suka nada-nada lama
Kau suka semua nada,
kau punya kemampuan luar biasa dengan suara
Aku suka mengabadikan peristiwa dengan gambar
Sementara kau mengabadikan dengan gambar bergerak pun bersuara
Aku tak suka ini, tapi kau suka ini
Aku suka itu, kau tak suka itu
Ternyata terlalu banyak beda
Kita hanya sama sama
Menyukai warna biru
Mudah masuk angin
Tak suka berkeringat
Hanya itu saja. Ah, dan satu lagi,
KITA PUNYA RASA YANG SAMA. dan visi yang sama.
Mudah-mudahan.

Kau tau, tidak semua yang kau suka, aku juga suka. Pun begitu, tidak semua yang ku suka, harus kau sukai. Lagi, tidak semua tentangmu, aku cocok dengan itu. Pun begitu, tidak semua tentangku, harus kau cocok dengan itu.
Kita harus paham, bahwa kita tak sempurna. Aku pun begitu, aku tau, kau tak sempurna. Maka aku sudah tak peduli lagi, kau bagaimana. Karena aku percaya, ketidaksempurnaanlah yang membuat dua insan saling melengkapi dan berbagi cerita satu sama lain. Kau juga sudah tau, aku tak sempurna, banyak celahku di ini itu, aku tak melulu memintamu untuk memahamiku. Jika aku bisa dan itu penting, aku akan berubah untukmu. Tapi sekali-sekali aku minta, lihatlah dari kacamataku. Akupun akan begitu, aku juga ingin memahamimu dari sudut pandangmu. Diammu bukan berarti marah, bisa saja itu diam lelah, atau sakit. Aku mencoba untuk paham, meski tak berharap mendapat nilai ujian sempurna.
Sudah beberapa kali aku bilang, aku sudah memilihmu dan aku akan bertahan pada pilihanku. Bukankah syarat dan ketentuanku hanya satu? Sayang dan setialah. Ah, dua ternyata. Maka, ketika kau suruh aku untuk berpikir ulang, kau tau apa yang ku rasakan? Kau harus tau, aku sudah berpikir berulang kali untuk memilihmu, dan aku tak menyesal. Lantas kau suruh aku berpikir ulang, apa lagi yang harus ku pikirkan? Apakah kelak aku juga akan berpikir ulang? Sudah banyak yang aku pikirkan, dan sekarang aku hanya ingin menjalaninya. Denganmu, tidak dengan yang lain, bukan siapa yang lain lagi.
Aku tidak berharap apa-apa darimu, karena kau tau, aku bisa tertawa di sampingmu. Aku bisa sakit perut karena kebanyakan tertawa jika di dekatmu. Aku tak melulu mengharapkan kau selalu membuatku tertawa, tidak, kau cukup jadi dirimu. Lebih baik dari ini tentu lebih bagus, tapi aku tak meminta itu cepat terjadi, tenang saja.
Aku tidak berekspektasi apa-apa. Maka kau tenang saja, bagaimanapun nanti, keadaanmu setelah fase ini berakhir, aku menerima dan tidak masalah dengan itu. Tenang saja. Aku tidak mendamba apa-apa. Aku hanya ingin hidup sederhana, dan bahagia. Tidak ada yang ku kejar, selain bahagia. Dan denganmu aku bahagia.
Aku tak memintamu apa-apa, hanya cukup sesekali pahami aku dan bersabarlah denganku. Aku perempuan agak rumit yang ingin mengubah kerumitan itu agar kau tak kesal. Aku perempuan pemalas yang ingin menjadi lebih baik untukmu nanti. Aku tak memintamu apa-apa. Aku tak butuh berlian, emas, apalagi batu karang. Kau tau, satu bunga di pot-pot nanti akan sanggup menghadirkan senyum. Sederhana saja.
Jika aku mengatakan padamu bahwa aku menyayangimu, aku sungguh berkata dari hatiku. Karena itu bukan perkara yang mudah untuk kuungkapkan. Bukan hanya sekedar kata, tapi itu juga rasa. Aku menyayangimu. Baik burukmu, segalanya tentangmu.
Maka. Semoga kau percaya, dan paham. Aku akan memberimu nilai sempurna, bagaimanapun itu. Aku tidak pernah main-main dengan perasaanku, semoga kau juga begitu.

Selamat melanjutkan hidup,
Wahai lelakiku.
140717-6pm

0 comments:

Post a Comment