Teruntuk kamu,
Yang namanya ku sebut
dalam doa sederhanaku.
Ah. Aku tau, ini terlalu
dini. Aku sudah berani bilang aku suka padamu. Mudah-mudahan kau tak percaya.
Bahwa aku suka padamu. Supaya kau tak membuatku semakin jatuh. Ah, maksudku
hatiku yang jatuh. Jatuh hati.
Hanya dua minggu saja,
dan aku mulai menyukaimu. Aku suka bagaimana kau membuat aku tertawa. Dengan
tingkah dan kata-kata konyolmu. Aku suka bagaimana caramu bercanda. Tanpa
dipaksa, tanpa terpaksa, tanpa pusing memutar kepala. Mengalir begitu saja. Dan
itu sanggup membuat setiap hariku dipenuhi ledak tawa. Oh! Aku sudah lama tak
sebahagia ini.
Aku tau, semua
kata-katamu itu gombal (menurut kbbi, gombal adalah bohong, omong kosong.
Sementara gombalan berarti sebagai ucapan yang tidak benar, tidak sesuai dengan
kenyataan, omongan bohong). Dan harus ku akui, aku termakan rayuan gombalmu
itu. Menyedihkan, bukan?
Tapi, bukan itu yang
membuatku berani memulai sesuatu denganmu. Lain hal. Adalah cerita-ceritamu
tentang percakapan dengan ibumu, berisi keseriusan untuk menjalin suatu
hubungan serius denganku. Itulah yang membuatku berpikir berulang kali. Hingga
akhirnya aku membuat keputusan. Baiklah,
mari kita coba. Kau tau, ada banyak keraguan dalam pikiran dan hatiku.
Tentangmu. Tentang keseriusanmu. Tentang niatmu. Tentang apapun yang tiba-tiba
mengganggu pikiranku.
Tawamu, diammu, dan emosi
negatifmu sudah terekam dalam memoriku. Lensa mataku membidik dengan jelas
bagaimana tampak dari wajahmu itu. Kau tak hanya memiliki tawa saja. Aku tau
ada yang kau sembunyikan dibalik tingkahmu itu. Sudah kau buka sedikit cerita
tentang kecurigaan, ketakutan dan rasa penasaranmu itu. Aku tak akan memaksamu
untuk bercerita lebih jauh. Tidak. Tapi aku suka bagaimana kau percaya padaku.
Aku suka itu.
Ada yang perlu kau
ketahui. Aku bukan mencari kemapanan tapi aku percaya berjuang bersama jauh
lebih menyenangkan. Aku bukan mencari kemewahan, aku jauh lebih suka
kesederhanaan yang bijaksana. Aku hanya suka kebahagiaan yang tercipta dari
kejujuran, candaan dan keseriusan. Aku mendambakan hidupku yang penuh tawa dan
langkah riang. Itu saja.
Maka, mudah-mudahan...
Kau tidak mempermainkan perasaanku.
Karena sejauh ini, aku percaya pada
ceritamu..
Aku hanya punya dua opsi.
Tinggallah, dan pastikan itu selamanya. Atau pergilah, jika inginmu hanya untuk
berhenti sementara..
Aku tidak ingin mempertaruhkan
hatiku untuk kedua kalinya. Percayalah, aku tak punya hati sekuat itu untuk kau
hancurkan.
Satu lagi, aku sudah menutup pintu lain untuk orang lain. Hanya untukmu
saja kesempatan itu ku buka.
Akhirnya, ijinkanku berdoa begini,
Ya Tuhan, jika dia terbaik bagi hamba dan benar
jodoh hamba, maka dekatkanlah kami dengan cara yang baik..
Dan jika ternyata dia bukan yang terbaik dan bukan
jodoh hamba, maka jauhkanlah dengan cara baik-baik..
Mudah-mudahan kau mengerti.
Selamat melanjutkan hidup!
25-4-2017 20:35
0 comments:
Post a Comment