Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, February 17, 2014

Pelangi malam hari

"Pernah tidak, orang tuamu bertanya padamu, 'apa kau bahagia dengan jalanmu saat ini?" tanyamu padaku. Aku menggeleng, melanjutkan kesibukanku dengan jilidan kertas di hadapanku.
"Kalau pertanyaan, 'apa yang ingin kau raih di dunia ini?'" tanyamu lagi. Kembali aku menggeleng, setelah beberapa saat memutar ingatanku untuk pertanyaan itu.
"Memangnya ada apa?" tanyaku kemudian. Kali ini kau yang menggeleng, sambil membenahi letak kacamatamu.
"Bagaimana dengan pertanyaan, 'apa yang paling membuatmu paling bahagia?'" lanjutmu lagi, sambil menatapku lekat. Aku menggeleng lagi. 
"Orang tuaku hanya sering bertanya, 'bagaimana sekolahmu? kapan skripsi? kapan lulus? bagaimana bisnismu? apa uangmu masih ada?" kataku kemudian menghela napas, "sementara pertanyaan-pertanyaan tentang kebahagiaan, apa misi hidupku, apa yang ingin aku raih dan dapatkan tak pernah ditanyakan."

Kau mengangguk-angguk. "Sama," katamu kemudian. Satu kata yang tak kau lanjutkan. Ku pikir kau akan bilang, "kalau aku jadi orang tua nanti, aku akan menjadi orang tua yang tak biasa, orang tua yang tak hanya bicara soal ini itu yang melulu-melulu tentang sekolah, uang, bisnis dan dunia. Aku mau jadi orang tua yang luar biasa, yang bicara pada anaknya soal kebahagiaan, visi, misi dan program kerja di dunia ini." Begitu katamu seringkali, muluk sekali mimpimu.
Lalu kulihat kau tenggelam dalam lamunanmu sendiri. Dan aku melanjutkan usahaku untuk menenggelamkan diri dalam lautan aksara dalam larik bertitik. Sesekali kau melirikku, aku tau dari ujung mataku. Tak biasanya kau risau sebegini parahnya, bertanya hal-hal yang tak jelas, diam dalam waktu yang cukup lama dan menghela napas yang berat.
"Kak," katamu. Aku menatapmu, memunculkan kata apa tak tereja. Gelengan jawabmu.
"Pelangi di malam hari?" tanyaku kemudian tanpa memandangmu.
Kau diam. Itu adalah keinginanmu sejak kecil.
"Jika kau ingin melihat pelangi di malam hari, pejamkan matamu. Rasakan putihnya langit saat gelap menguasai, sementara hujan dalam harimu adalah tirai untuk menyebarkan cahaya. Ciptakan pelangi dalam putih cahaya yang dinyalakan dalam hati. Kau tau kan apa ku maksud dengan Cahaya?"
Kau mengangguk. 
"Tau yang ku maksud dengan pelangi?"
Kau mengangguk lagi.
Aku tersenyum. 
Kau tak tau, aku sering memandang pelangi di malam hari. Ini rahasiaku, dan kau tak perlu tau.

0 comments:

Post a Comment