Hari pertama.
Bacalah, bacalah di antara sibukmu yang membabi buta,
merayapi setiap bulir waktu yang menetes deras sepanjang harimu. Bacalah
sekalimat-sekalimat, tak apa. Karna aku ingin menjumpaimu dalam tatap mata,
yang bisa ku tembus dalam rangkai kata, ku.
Ini hari pertamaku menyapamu, setelah jeda panjang yang ku
tautkan antar ini dan itu. Setelah banyak alasan yang ku karang untuk
memisahkan kita, ya, kita. Ini juga hari pertamaku memaksa keangkuhanku untuk
menyapamu terlebih dahulu.
Di antara selipan huruf-huruf yang ku ketik dalam spasi
detik, terbersit kata itu, kata sakral yang jarang ku ucapkan padamu.
RINDU
Ya, egoku mencegah lidah dan jemariku untuk merangkai lima
huruf itu terkirim padamu. Aku sadar, aku merasakan itu. Tapi dengan nya hebatku
cela diriku sendiri untuk mengakui itu. aku hanya akan menuliskan kata itu
sekali dalam jalinan rangkai koma ini. sekali saja, sama seperti senyummu yang
sekali saja muncul dalam mimpiku.
Selebihnya hanya raut wajahmu yang mengabaikanku.
Lagi lagi tak apa. Munculnya namamu dalam bunga tidurku
sudah mampu membuatku merubah hari selama seminggu. Apalagi menjumpaimu dalam
dunia nyata, gila mungkin aku.
Jadi, aku tak ingin menjumpaimu. Biarlah kata-kataku yang
terbang menatap sosokmu. Hinggap di dahan pikiranmu. Ah, setidaknya begitu
impianku.
Jadi, beginilah akhirnya.
Apa yang aku inginkan bukanlah menemuimu, atau bercakap
denganmu. Aku hanya ingin menyapamu. Dan, mungkin…
Jatuh cinta lagi padamu.
Selamat pagi. Ini surat pertamaku. Balasannya, kirimlah
senyummu dalam mimpiku nanti malam.
2 comments:
romantis sekali kamu sih hihi, :D
-ikavuje
@ikavuje, makasih kak, makasih udah baca :D
@fikri maulana : heuheu makasih fikri :))
Post a Comment