Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, May 19, 2016

Zenuh

Kali ini aku tak tau, kali ini aku tak kenal. 
Siapa yang ada di kepalaku beberapa hari ini. 
Siapa yang menempati ruang emosiku. 
Sudah lama tak berjumpa. 
Dengan harimau yang tidur panjang, jarang mengaum. 

Kali ini aku tak tau, kali ini aku tak mengenal. 
Diriku sendiri. 

Sudah ku penuhi kebutuhan sampinganku. Pelarian yang selama ini aku andalkan. Sudah beberapa bab aku tuntaskan, menuju setengah buku. Belum rampung memang, tapi setidaknya aku sudah bersenang-senang melahap beribu kata. Tentang cerita lama, seribu tahun lebih. Di daerah padang tandus sana. Belum tuntas, karena memang tak ku niatkan untuk menuntaskan. Sudah ku bilang, ku hanya ingin bersenang-senang sebentar. 



Pelarian lainnya juga sudah ku penuhi. Sudah beberapa episode yang ku tonton. Drama tentang persahabatan dan keluarga. 

Pelarian yang tak lantas meluruhkan segala hal yang menjenuhkan ruanganku. 

Aku tau, aku sadar, aku memang tak seharusnya berlari. Menjauhi segala huru hara yang ada. Tidak seburuk itu memang, tapi sungguh aku merasa jenuh. Jenuh sejenuh-jenuhnya orang jenuh. Aku tak pernah merasa sejenuh ini terhadap apapun. Tapi kali ini entah ada setan apa yang menempel pada diriku. 

Aku tau, aku sadar, aku punya kewajiban dan tanggung jawab. Aku tak boleh korupsi. Bahkan tak boleh korupsipun, aku diperintah untuk memperkaya diriku sendiri. Memperkaya kepalaku sendiri. Yang rasanya makin hari makin ringan. Entah apa isinya. Aku tak tau lagi, apa yang disimpan harddisk di kepalaku. 

Aku tau, aku sadar, bukan hanya nilai yang aku kejar. Ah, sedari dulu bahkan aku tak terlalu peduli dengan nilai. Meski harus kuakui, aku juga ketar ketir jika nilaiku di bawah standar. Tapi sungguhpun, jika sudah tak sanggup ku menghapal, aku tak akan memaksa mataku. Mungkin ini. I have to going the extra miles....

Semester ini adalah semester pertaruhan, bagaimana statusku untuk semester depan. Aku sudah tak memasang target. Ah, terlalu munafik. Aku memasang target, aku masih ingin melompati satu step yang harus dilompati ini. 

Perkara jenuhku. Sebenarnya sedari dulu aku tau obat ampuh yang bisa menguapkan sebagian tekanan yang terperangkap. Mencuci wajah, mencuci tangan, mencuci kaki, lalu menggelar tikar untuk sebuah ritual. Cukup ampuh dari dulu hingga saat ini. 

Baiklah,
tentang target, aku sudah tak memasang target seperti dahulu. Let it flow ~

selamat malam, Mei. yang ternyata hectic. 
Juni, tunggu aku di rumah. Aku memang butuh masakan mama, gurauan papa, rengekan adek, dan bau Jember. Aku memang sedang rindu.... Aku memang ingin pulang. sebentar. tapi tak. Proposalku harus selesai dahulu. Titik.

0 comments:

Post a Comment