Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, July 20, 2012

Sesekali

“Kau tak bosan memandang birunya pantai?” Sang Lelaki bertanya pada wanitanya. Sang wanita hanya menggeleng sambil terus melihat birunya pantai.

“Juga putihnya buih ombak?” tanya Sang lelaki lagi. “Itulah alasanku menyukai pantai, birunya, ombaknya, anginnya, semuanya” kata Sang wanita sembari tersenyum.

Angin senja membelai mereka berdua, menerbangkan ujung kerudung sang wanita dan menyejukkan bulu kuduk sang Lelaki.

“Tak inginkah kau sesekali pergi ke Gunung?” tanya Sang Lelaki lagi.

“Ya, aku ingin. Kau ingin mengajakku ke sana?” kata Sang Wanita balik bertanya. Sang Lelaki menjawabnya dengan anggukan.

“Kita memerlukan energi ekstra untuk sampai ke gunung, sementara untuk sampai ke pantai kita tak memerlukan energi sebanyak itu” kata Sang Wanita tiba-tiba.

‘Ah, aku tau apa yang kau pikirkan,’ batin Sang Lelaki dan kemudian berkata “Ya, kita membutuhkan upaya atau usaha yang lebih banyak untuk mencapai titik tertinggi kehidupan kita, sementara itu kita dapat dengan mudah terjun bebas ke lembah terdalam kehidupan kita sendiri, begitu?” ada senyum tipis di bibir Sang Lelaki.

“Ya, bisa dikatakan seperti itu. Lihat saja, gunung tak seramai pantai, dan gunung tak sedingin pantai” tanggapan Sang Wanita sembari tersenyum pada Lelakinya. Pikiran Sang Lelaki berkelana, belum sampai dia bicara, Sang Wanita berkata, ”Dan saat kita berada di puncak gunung, kita bisa melihat panorama di bawah, indahnya tanah yang terhampar di bawah. Tapi sebaliknya, saat berada di titik puncak kehidupan, seringkali seseorang buta akan kehidupan yang berada di bawah, hanya melihat pemandangan tanah sekitarnya, lupa akan dataran rendah di bawahnya. Kebalikan yang seringkali terjadi bukan?”

Sang lelaki kembali hanya menjawab dengan senyuman, dan berkata lembut “Jadi, Kau masih ingin pergi ke Gunung?”

“Tentu” jawab Sang Wanita, tersenyum dan terus memandang langit senja yang mulai memerah..

2 comments:

Post a Comment