Selamat malam wahai dunia
dalam alam pikir.
Beberapa tawa terdengar dari sela desau kipas di bawah kotak
kabel tipis. Kacamata sudah bertengger di tempatnya berada. Flashdisk tertancap
tepat di wadahnya, siap dilahap untuk diserap sarinya.
Apa yang harus ku
lakukan.
Pikiran terus mengulang-ulang satu tema. Lidah terus berkata
tentang satu bahan, meski sejujurnya bukan itu yang ada dalam kepala, sama
sekali bukan tentang topik utama.
Ke mana kakiku harus
ku bimbing? Jalan mana yang harus ku tempuh?
Lalu beberapa profesi muncul sekelebatan. Pengusaha. Pegawai
kantoran. Pengajar. Teknisi. Kemudian satu kata hadir mengagetkan. BERHASIL
Apa arti kata itu?
Berhasil? Ber-hasil?
Ber-hasil. Jika boleh
aku mengartikannya menurut diriku sendiri. Dalam artian kata,
ber-hasil adalah
memperoleh hasil. Pencapaian akan sesuatu setelah melakukan sesuatu. Tapi diam
juga akan berhasil. Bukankah hasil juga bisa nol?
Ya, ada berhasil gagal, berhasil kaya, berhasil tenar,
berhasil dipenjara, berhasil masuk surga.
Lalu apa yang ingin ku
hasilkan? Uang? Ketenaran? Status sosial? Atau apa?
Nama-nama bermunculan, lengkap dengan pencapaian yang disandang
disebelahnya. Pencapaian akan sesuatu yang telah diusahakan, dikerjakan dengan
sungguh-sungguh.
Apa yang telah aku
lakukan? Apa yang telah aku kerjakan? Apa yang telah aku hasilkan? Lalu apa
yang harus aku lakukan.
Pada akhirnya kembali pada yang bukan tujuan tapi prinsip
dasar. Kembali pada sebuah noktah di mana-mana yang berhamburan tapi
disia-siakan, dianggap tiada dan dilupakan. Noktah akhir dan awal. Tidak
berawal dan tidak berakhir.
Pada akhirnya,
keberhasilan adalah hasil yang kosong. Pencapaian adalah sebuah puncak usaha
yang didapatkan dengan cara perkalian nol dengan nol. Kosong. Titik itu adalah
titik yang ada di mana-mana, titik yang bisa dicapai dengan cara penjumlahan
bilangan positif dan bilangan negatif.
Bahwasanya, segala keberhasilan, pencapaian adalah omong
kosong. Itu bukan milik manusia.
Malang. 8 Januari 2014. 20:20 WIB.
Sedang kacau balau.
0 comments:
Post a Comment