Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, September 13, 2012

Rumah dan seisinya

Ah rindu,
Rindu aku oleh ramainya rumahku
dan betapa kekanakannya pikirku dulu saat benar-benar ingin pergi merantau karena ingin jauh dari rumah. Rumah yang saat ini begitu aku rindukan.
Rumah mungil yang dibangun oleh tetes keringat bahkan air mata perjuangan mereka, kedua orang tuaku.

Tiba-tiba aku rindu mereka, rindu dengan suasana tidur bersama di atas satu ranjang --yang mungkin tersiksa karena ada lima manusia di atasnya--, berdesakan dan berurai tawa hingga jeritan-tangisan adikku yang kecil.
Ah aku rindu, suasana bermain kartu hingga benar-benar larut malam, berkejaran score tertinggi di papan putih di dinding.
Pagi hari saat semuanya bekerja, mama memasak, aku menyapu lantai, adik membersihkan semua tempat tidur, papa entah melakukan apa, dan adikku yang paling kecil hanya menonton televisi. Hingar bingar di pagi hari.
Kini aku sadar aku sudah melewati masa kanakku, sadar suatu saat nanti akan jarang lagi waktu untuk bersama, dan nanti ada saatnya untuk benar-benar meninggalkan rumah sederhana itu.
Jadi biarkan aku mengenang dan merindu, semua yang ada di dalam gubuk kecilku, istanaku, surgaku.
Aku rindu papa, mama dan adik-adikku. Aku rindu saat saat bepergian dan ketiga manusia di jok.belakang mobil hanya tidur di sepanjang jalan, tak terasa apapun hingga sampai pada tujuan :: aku, belong dan dek lala.
Aku rindu papaku, yang hobinya adalah tidur dan tidur, dan seringkali aku kesal karena saat aku pulang hanya tidur saja kerjaannya, "pa, aku pulang papa kok tidur aja seh" kataku suatu kali. Aku rindu papaku, yang begitu bijaksana saat aku membutuhkan kata-katanya. Aku rindu papaku.
Aku rindu mamaku, bos besar di dalam istanaku. Rindu saat-saat bersekolah dulu, seringkali bercerita tentang apa saja hingga larut malam. Mamaku, juru masak nomor satu, guru besarku.
Aku rindu adikku, aku rindu kedua adikku yang seringkali jahil kepadaku. Aku rindu dek belong, rindu saat-saat cerita dengannya sampai larut malam dan pura-pura tidur saat mama atau papa menengok lewat jendela kamar. Aku rindu dek lala, adik kecil korban kejahilan semua warga rumah, target nomor satu untuk dinangiskan, digelitik hingga menangis, diambil permennya hingga menangis, dijilat es krimnya hingga menangis. Karena saat dia menangis adalah kepuasan tersendiri bagi tersangkanya. Aku rindu kedua adikku, saat mereka bersekongkol mengatai aku yang paling jelek dan mereka yang paling cantik, aku hanya mnjawab "iyyaaawes terserah". Adikku.
Aku rindu rumah dan seisinya, saat ini hingga akhirku.
Saat aku menuliskan ini, aku berharap kerinduanku tak berkurang, dengan begitu aku akan terus mengenang mereka dalam benakku, orang-orang yang paling berharga dalam hidupku.
Jika ada yang paling ingin aku lakukan adalah menghabiskan banyak waktuku dengan mereka.
Tapi hidup akan terus berjalan kaan....
----------
malam-malam dan tiba-tiba kangen rumah itu rasanyaaaaa....
*cry*

0 comments:

Post a Comment