Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, March 25, 2013

apa judulnya ya?

"Kak, kakak bahagia?"
Sang kakak menoleh, tersenyum, "kenapa tanya begitu?"
"Kakak sering melamun dan kadang tersenyum sendiri saat membuka handphone kakak," kata Sang adik polos.
"Tentu kakak bahagia, dilahirkan di keluarga yang kaya begini, apalagi yang harus disedihkan?"
"Kaya?" tanya Sang Adik heran.
"Iya, keluarga kita itu keluarga yang kaya, kaya gelak tawa dan canda gila, iya tidak?"
"Haha, benar, meski sering ada teriak marah dan raungan geram, tetap saja, rumah ini penuh tawa," kata Sang Adik sambil setengah membayangkan kejadian-kejadian di dalam rumah mereka.
"Jika sudah jauh dari rumah nanti, baru akan terasa bagaimana hangatnya rumah ini," ada nada sedih dalam suaranya.
Sang Adik hanya terdiam, setengah melamun.
"Kakak sadar, semakin tua kakak akan semakin jarang tinggal lama di rumah. Sekarang saja hanya sekitar tiga bulan di rumah, apalagi nanti."
"Di sana apa kakak nggak kesepian?"
Sang kakak hanya menggeleng. Aku punya keluarga baru di sini, batinnya.
"Kak, memang kakak tak pernah ingin punya kekasih?"
"Hahahahaha, dik, kakakmu ini normal, ya tentu pernah inginlah, tapi, kakak tak ingin ada yang menggantikan posisi ayah dan ibu untuk saat ini. Adik tau kan kalau kakak sudah sayang sama orang jadinya gimana? Biar begini sajalah sampai nanti semuanya oke, sampai nanti semuanya siap, siap untuk bersama," kata Sang Kakak sambil tersenyum jahil.
"Tapi ada tidak orang yang kakak suka saat ini?" sambil tertawa, Sang adik mencoba mengorek kakaknya.
Tentu, batin sang Kakak, tertawa tanpa menjawab Adiknya yang masih terus tertawa.


-------
sebenernya ini udah lama ditulisnya, beberapa minggu yang lalu, tapi males ngepostnya

0 comments:

Post a Comment