Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sunday, March 10, 2013

Inikah senjaku?

"Yuk keluar," ajak Sang Lelaki pada wanitanya di suatu senja, dia menarik tangannya untuk bangkit dari kursi malas.
"Mau kemana?" tanya Sang Wanita bingung.
"Ayo, ikut saja," ajaknya sambil tersenyum.
Lalu mereka berdua berjalan, menapaki jalan setapak menuju kebun belakang. Mereka duduk di kursi yang menghadap matahari tenggelam.
Sang Wanita tersenyum memandang langit senja yang indah saat itu. "Terima kasih," ucapnya pada Lelakinya.
Tiba-tiba Sang Lelaki memberinya rangkaian bunga mawar merah, meletakkannya di pangkuan Wanitanya. "Wah, terima kasih banyak, Lelakiku," katanya semakin panjang senyum yang diurainya.
"Kau senang?"
Sang Wanita hanya mengangguk.
"Bagaimana langitnya?" tanya Sang Lelaki lagi.
"Indah, indah sekali. Inikah hadiah Tuhan yang lain hari ini?"
"Kau tak pernah bosan dengan langit senja."
"Kau sudah tau kan selain indahnya langit senja, senja selalu mengingatkan aku akan sesuatu?" kata Sang Wanita. Sang Lelaki hanya mengangguk tanpa menjawab wanitanya.
"Inikah waktu senjaku? Apakah usiaku saat ini sudah memasuki saat senja ya?" tanya sang Wanita, retoris. Lelakinya hanya diam, bergeming.
"Apakah usiaku sudah memasuki senja untuk seluruh hidupku? Hmm, sepertinya aku belum melakukan apapun untuk dunia, dan sudah terlalu banyak berbuat semauku untuk duniaku," kata Sang wanita lagi, seperti berkata pada dirinya sendiri.
"Apa kau sudah tau definisi, prinsip kerja, metodologi, dan tujuan hidupmu?" tanya Sang Lelaki kemudian, mengingatkan akan apa yang pernah dikatakan Wanitanya sendiri.
Sang Wanita tersenyum, "kurasa sampai waktuku benar-benar habis, aku akan terus menulis laporan berisi itu semua, laporan hidup dalam proses pencarian," katanya, lalu melanjutkan, "bersamamu."
Lelakinya tersenyum, lalu berkata, "bagaimanapun, Selamat Ulang Tahun, wanitaku."



----------
selamat ulang tahun, zaitun! :)

2 comments:

RaionQ said...

ulang tahun.. ayo traktirann.. olive oil :D

azzaitun said...

hahaha, kado dulu dooong, atau mawar merah wes

Post a Comment