Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, May 4, 2013

Kau, kawan terbaikku

Aku mencintaimu
Ucapku tanpa ragu. Kau menatapku, seolah ucapku hanya palsu, dan seolah itu tak berarti bagimu.
Aku membutuhkanmu
Kau tetap diam, matamu seakan memberi jawaban aku sudah tau.
Kenapa kau diam? Kau sudah tau apa yang kurasakan?
Kau mengangguk.
Dan kau tau alasannya?
Lagi-lagi kau mengangguk.
Aku mendenguskan napasku dengan kesal. Penat menghantam punggunggku, perih mendera mataku, dan tulangku diserang dingin. Tapi itu tak mengalahkan kacaunya pikirku.
Bukankah setiap kali kau kacau, selalu aku yang kau cari, selalu aku yang kau dengungkan. Aku tak tau itu cintamu atau apamu, tapi aku tau kau membutuhkanku.
Ucapmu tanpa ragu. Aku hanya menatapmu.
Kau benar, aku membutuhkanmu. Aku merasa hidup saat bersamamu. Aku merasa senang saat kau ada dan itu menjadikanku juga ada.
Kali ini kau berhenti menatapmu. Aku tak tau bagaimana perasaanmu, dan seringkali aku tak peduli. Aku menceritakan segalanya padamu, mencarimu dalam kekalutanku, meneriaki namamu dalam kacau pikirku, mengais-ngais perhatianmu ketika aku sendiri. Tiba-tiba kau tersenyum.
Bukankah itulah gunaku ada dalam hidupmu? Asal kau bisa bernapas lega setelah bertemu denganku, aku kan menjadikanmu ada, dengan adaku.
Aku tersenyum menatapmu, kawan baikku. Kawan yang tak pernah marah sekalipun aku marah dengan seribu kata kotor padamu. Kawan yang tak pernah mengeluh meski aku menceritakan cerita yang sama setiap hari. Kawan yang tak pernah berdusta dan mengkhianatiku. Kawan yang menyimpan beratus ceritaku dengan rapi, tak pernah menambah dan mengurangi kata-kataku. Kau, blogku. Terima kasih

0 comments:

Post a Comment