Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tuesday, August 28, 2012

Dua topik pagi ini -

Meninggalkan pagi yang kian jauh dari kebutaannya, saya menemui dua topik yang sangat hangat pagi ini. Seperti teh hangat dalam cangkir keramik yang juga ikut menghangat.

Topik pertama adalah seputar pertentangan antara Islam Sunni dan Syiah di Sampang Madura. Baru semalam saya membaca tentang Islam Syiah di daerah Iraq di sini, pagi ini tiba-tiba dihadiahkan langsung berita tentang sunni dan syiah. Entahlah saya tak tau banyak tentang aliran syiah, sedikit yang saya tau adalah baik sunni dan syiah adalah sama-sama bertitle islam, walaupun tentu dalam kepercayaan itu ada banyak hal yang berbeda. Kemelut di Madura ini menyedot perhatian langsung dari Presiden SBY. Ihwaw!! Kalau kata ayah saya tadi, "ini masalah kepercayaan ya nggak bisa dipaksakan," ya iya sih ini masalah kepercayaan siapa yang mau dipaksa?? Orang Islam Syiah mana mau dipaksa pindah ke aliran Sunni, yang ada yang mustinya ditegakkan adalah toleransi antar masing-masing itu. Yang Syiah tak perlu mengusik yang sunni dan begitu juga yang sunni tak perlu lah memaksa-maksa yang syiah. Eh tapi saya baru mendengar kalau Syiah itu aliran sesat, yang bener aja, iya gitu?? Ada yang bisa beritau saya??

Topik kedua adalah topik tentang Rencana anggota DPR untuk studi banding keluar negeri (lagi). Kali ini rencananya akan ke Brazillia. Jauuuuh men jauuuh. Anggarannya mencapai 1,6 M. Studi banding ini untuk RUU tentang Desa. Dengan dana yang WOW itu anggota DPR akan meninjau perkara DESA! Desa yang entah ada berapa banyak di negeri ini.
Yang ada di pikiran saya yang tak tau banyak tentang hukum dan infrastruktur adalah, kenapa aparat pemerintah ini lebih suka liat keluar daripada ke dalam?? Tak bisakah menyempurnakan RUU dengan melihat lebih jauh ke dalam negeri saja? Bukankah dengan begitu akan lebih sesuai dengan kondisi dan kesehatan negara dan bangsa ini? Apakah studi banding keluar negeri itu wajib dilaksanakan?? Dengan mata orang awam yang melihat tingkah anggota DPR itu, seakan-akan mereka enak-enakan di luar negeri, seringkali ketahuan asik-asikan shopping kan. Karena hasil dari studi banding itu tak nampak nyata. Saya tau tak semua anggota DPR bermental seperti itu tapi, ini jaman majas sinekdok totem proparte yang berarti menyebutkan seluruhnya padahal yang DO ya cuma sebagian. Saya yakin pasti ada anggota DPR yang benar-benar menjadi wakil dari rakyat negeri ini, tapi karena image anggota DPR istilahnya sudah hancur di kepala rakyat, ya sudah musnahlah juga kebaikan si anggota baik itu. Ya mau nyalahin siapa juga? Mau nyalahin media yang sepertinya hanya mempublish kejelekan si DPR atau mau menyalahkan DPRnya sendiri yang (memang) nggak pernah baik?? Ah saya tak tau. Tak semestinya menyalahkan siapa-siapa. Dan seharusnya tiap bagian dari struktur negara ini sadar betul terhadap job desknya masing masing, DPR tau untuk apa semestinya posisinya dipergunakan dan rakyat dengan sadar mendukung kebijakan pemerintah. See?
Lalu bagaimana dengan kita? Kita? Ya kita sebagai generasi muda!! Kita sudah selayaknya sadar bahwa kita punya kewajiban di pundak kita masing-masing untuk benar-benar membangun negeri ini. Sadar lalu kemudian memulai usaha yang nyata untuk membenahi segalanya. Siap!!

0 comments:

Post a Comment