Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, December 12, 2013

Distilasi

"Jadi ini adalah materi terakhir kita untuk distilasi, batch distillation," dosen jangkung berkacamata itu membuka materi angka-angka kali ini. Jeda. Dia seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri. 

Aku mengembara dalam perjalanan pikiranku, tentu sendiri.
Jeda panjang selalu diambil olehnya, seolah banyak yang tergantung dalam pikirannya. Ah, aku pengamat orang yang terlalu sok tau. Kembali aku pandang buku di mejaku. Kosong. Aku sedang malas mencatat. Aku tak peduli. 


Dosen pengajar ini kembali menerangkan ini itu, pikiranku kembali terbang. Angka-angka terus dihamburkan, aku tenang menghamburkan waktuku untuk berenang. Menyelami pikiran keruhku sendiri. 


Bagaimana jika pikiranku didistilasi?
Pikiranku berceracau. 


Seberapa banyak ekstrak yang kudapat?
"Temperatur dan lama waktu distilasi mempengaruhi banyak destilat yang didapatkan, itu dinamakan dengan kondisi unsteady state," lanjutnya dan bla-bla-bla kata-katanya samar-samar ku dengar. Setan sedang bertamu di telingaku.

Kulirik kawan di sebelah kananku, sibuk menggambar dan mencatat, "catet yah, nanti aku pinjem" ucapku pelan. Aku kembali menatap tembok dengan cahaya proyektor. Tatapan kosong.

Jika temperatur dan lama waktu mempengaruhi, berarti keadaan sekitar mempengaruhi banyaknya sari hidup yang kudapatkan.
Aku mengerjap, menulis sesuatu pada lembar coretan. 


Lalu, jika benar ku distilasi pikiranku, berapa banyak yang akan ku dapatkan?
Satu ingatan terlintas di kepalaku, "coba bayangkan, bukannya otak kita tak terbatas, sebanyak apapun kita belajar ya sebanyak itulah yang akan kita dapat. Tak ada batasan akan apa yang kita pelajari," papa berkata di ujung telepon. 


Lantas seberapa banyak saripati hidup yang kudapat di pikiran yang tak terbatas itu?
Samar-samar aku ingat akan sebuah Kata. 


Tak akan banyak, saripatiku hanya setetes dari cairan di dalam samudera. Jika yang ini adalah setetes, bagaimana dengan yang sebanyak itu?
 
Aku teringat sesuatu..


Kapan kita bisa menyebut unsteady atau steady state dalam hidup kita. Kubilang unsteady state, karena segala sesuatu adalah mungkin. Lalu kupikir ini steady, karena segalanya berjalan di atas rodanya sendiri, perputaran yang statis dalam keadaan dinamis. Harmonis. 
 
Angka-angka yang bermunculan di layar tembok membuyarkan lamunanku, aku suka angka.


-----
seminggu ini males kuliah, tiga kali bolos kuliah dalam satu minggu, demi ikan-ikan yang harus diperhatikan. seminggu jadi manusia setengah pindang. HAHA

4 comments:

Susi Susindra said...

hayoooo.... bolos kok ngaku....
ayo ah semangat. meski suka cara mengolah kata, tapi aku sedih loh.
ayo semangat!

azzaitun said...

hehehe sebenernya bolos demi praktikum mbak :D
iyap, semangat semangat! ('-')9

Laras said...

keren banget liv :D

azzaitun said...

Waaa makasih Ras :))

Post a Comment