Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, January 3, 2013

Resolusi (?)

Aku tertawa membaca begitu banyaknya resolusi dan resolusi yang ada di media sosial baik twitter dan facebook. Hebat, pikirku, sekarang anak muda begitu bersemangat membuat resolusi, benar, resolusi akhir tahun. Aku tertawa lagi, sudah seperti orang gila. Lalu aku menuliskan sesuatu pada kedua media sosial itu ‘Pesanku hanya satu, jika ingin membuat resolusi terbesar, jangan lupa menggunakan minyak emersi supaya gambar tidak pecah. Selamat mengamati kawan-kawan’ hahaha, aku tertawa lagi. Sepertinya aku memang gila. Ya, aku gila. Yang kumaksud dengan resolusi pada status dan twitku itu adalah resolusi pada mikroskop. Dan minyak emersi itu biasa digunakan untuk dioleskan di lensa objektif mikroskop.
      “Dasar gila, kau benar-benar gila?” tiba-tiba dia datang, menyapaku.
                “Hahaha, sebenarnya aku menertawakan diriku sendiri, aku seperti mereka, begitu semangatnya membuat rencana dan target-target di akhir tahun untuk dijadikan semangat sepanjang tahun, ternyata rencana dan target itu lebih beken dengan sebutan resolusi, yeah resolusi! Bahkan aku sudah sejak SMP selalu membuat rencana dan target tapi baru tau kalau itu namanya resolusi”
                “Heeeh memangnya kenapa kau menertawakan dirimu sendiri berlebihan seperti itu?”
                “Ya, karena targetku seringkali tidak kucapai, hanya bersemangat di akhir tahun, sok semangat di awal tahun dan lupa setelahnya,” nada suaraku mulai menurun, kembali ingat target-target itu membuatku menyesal.
                “Hah dasar, lalu apa resolusi atau apa namanya itu-mu tahun ini?”
                “Entahlah, masih sama seperti tahun lalu, tiga yang sederhana itu, sudah cukup jika aku bisa mencapainya tahun ini,” kataku.
                “Itu saja? Yakin?”                            
                “Tau tidak, tahun ini aku akan berusia 20 tahun, tentu jika aku bisa sampai pada tanggal sepuluh tiga-ku” aku tak menjawab pertanyaannya, malas, karena aku yakin target utamaku hanya tiga yang sederhana itu, tentu tiga daftar itu berada di bawah tujuan awal dan akhirku. Tentu.
                “Tua. Lalu mengapa jika sudah 20 tahun?” berhasil, aku berhasil mengalihkan perhatiannya.
                “Ya, tidak apa-apa, hanya berfikir saja, sudah sebegini tuanya mengapa aku merasa masih kekanakan? Dan tiba-tiba aku sadar, sudahkah aku tau apa yang aku cari di dunia ini, sudahkah aku mulai mengejar apa yang harus aku kejar di dunia ini. Sudah hampir dua puluh tahun di dunia ini, sudah hampir berkepala dua, sudahkah aku membanggakan kedua orang tuaku” tiba-tiba aku terbayang kedua orang tuaku. Dia terdiam, sepertinya dia punya pikiran yang sama denganku, mengingat usianya juga sama persis denganku. Beberapa lama, dia masih juga diam, sepertinya dia tau apa yang aku rasakan, sepertinya dia memiliki pertanyaan yang sama denganku. Ah tentu saja sama, dia adalah aku.
                “Sudahlah, kau pending saja pertanyaan-pertanyaanmu itu, renungkan saja nanti ya. Sekarang, sudahkah kau belajar untuk UAS senin besok? Sudah siapkah dengan biokimia pangan, mikrobiologi pangan, etika profesi dan lagi kimia pangan?” tanyanya, seperti dihunus pedang tajam langsung tepat di jantungku. Ah lebay.
                “AAAARGH mengapa kau mengingatkan tentang itu, heh, pergi kau!” usirku, dia merusak suasana. Dia tertawa menang dan kemudian pergi.
                Sudahlah, dia benar, aku harus belajar. Selamat malam :)

0 comments:

Post a Comment