Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, January 14, 2013

Rotasi Bumi

Semburat jingga menghias langit senja hari ini. hujan tak menyapa sang hari. Sepasang manusia menikmati langit di atas loteng rumah, hingga terlihat harmoni gunung, awan dan semburat indah senja.
“Menurutmu matahari itu terbit tidak?” tanya Sang Lelaki pada wanita di sampingnya, tanpa memandangnya.
Sang wanita mengerutkan dahinya, tersenyum dan menjawab hanya dengan satu kata, “iya,” katanya sambil melempar pandangannya ke langit lepas.
“Menurutku tidak. Sekarang yang menyebabkan matahari terbit itu matahari atau bumi?” Tanya sang Lelaki, tetap memandang lekat langit jingga cerah di atasnya,
“Bumi,” jawab Sang Wanita, singkat.
“Nah, Bumi saja kan yang berotasi. Sehingga nampak seakan-akan matahari terbit dan terbenam. Padahal matahari sendiri tidak pernah terbit dan terbenam.”
“Ya, kau benar, jika kita memiliki ilmunya, kita bisa membuat kesimpulan seperti itu. Tapi untuk orang lain yang tak punya ilmu tentang itu pasti berpikir bahwa matahari terbit dan terbenam.”
“Itu menurut orang awam yang mengadakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Bukankah sebenarnya segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada? Semu” kata Sang Lelaki.
“Dan yang terlihat tidak ada juga ternyata ada, bukankah juga begitu?” kata Sang Wanita, Lelakinya menatapnya sekilas dan kembali menatap langit yang begitu indah di matanya.
“Aku hanya mencoba berpikir seperti orang awam, yang tak tau ilmu tentang rotasi dan revolusi bumi. Berpikir seperti itu membuat seseorang dapat mencipta harapan di benaknya, karena hari akan terasa berganti, matahari terbit dan terbenam. Dan di kemudian harinya matahari terbit lagi, dengan harapan yang baru, dengan semangat yang baru,” kata Sang Wanita lagi, menerawang. Tak ada komentar dari lelakinya.
“Dan dengan berpikir bahwa bumi hanya berotasi dan mengelilingi matahari, bahwa sebenarnya matahari tetap sama, matahari diam dan tak pernah terbit, siang dan malam hanya akibat dari letak bumi yang menatap matahari atau tidak, dengan begitu seringkali hanya menimbulkan pikiran bahwa hidup ya begini-begini saja, bumi tak pernah beranjak, hidup tak pernah berubah, darimana datangnya harapan?” lanjut sang Wanita, sambil menatap sosok lelaki di sampingnya yang terlihat tenggelam dengan pemikirannya sendiri.
“Tapi akal itu diciptakan bukan hanya digunakan untuk mencari kehidupan, tapi bagaimana akal ini bisa digunakan agar mengenal dengan yang Maha Hidup. Aku tidak ada, jika aku ada maka kau lupa akan Tuhan mu,” kata Sang Lelaki, masih tetap menerawang. Sang Wanita menatapnya, ‘hey, apa yang sedang kau pikirkan?’ batinnya, tanpa berkomentar.
Angin sore memeluk pikiran-pikiran yang ada di kepala mereka masing-masing, dua pemikiran bertolak belakang hari ini.

-------------
pemikiran Sang Lelaki itu bukan dari saya, 
tapi dari si aki aki yang punya perspektif begitu

5 comments:

RaionQ said...

kayak pernah baca sebelumnya.. dimana gt y..

azzaitun said...

masa tiw? Wah berarti ada kejadian sperti ini dong ya -,-

azzaitun said...

masa tiw? Wah berarti ada kejadian sperti ini dong ya -,-

RaionQ said...

kayanya km pernah ngepost postingan ini sebelumnya. di fb mungkin ya?

azzaitun said...

Beda tiw, yang di fb itu tentang knapa kita ada di bumi. Kalo yang ini rotasi bumi. Bedanya lagi, kalo yang di fb itu hidayah murni dateng di kepalaku. Kalo yang ini lebih banyak bukan ideku, aku cuma nulis ulang. Hehee

Post a Comment