Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, November 12, 2011

apa kabar, kakak? (part 1)

Hallo??
Apa kabar??
Sudah berapa lama ya kita tak berjumpa??
Brapa lama??
Entahlah…
Bagaimana kabarmu??
Apa kau masih mudah mengantuk??
Apa kau masih belum bisa menulis huruf  “k” dan “d” dengan benar??
Apa piring-piringmu masih selalu bersih setelah kau makan??
Apa kau masih tetap slimy seperti yang dulu??
Apa kau masih suka apel ke WC setiap malam??
Apa kau masih suka menggambari buku pelajaranmu??
Apa kau…
Banyak sekali yang aku tanyakan..
Apa kau masih suka bermain gitar??
Apa kau sudah beli gitar??
Apa kau masih selalu menghabiskan teh panas di cangkirmu??
Apa kau masih belum bisa tersenyum??
Apa kau…
Masih mengingatku??
                   ---
Aku berhenti di tanda tanya terakhir, semua pertanyaan sudah kutanyakan. Hey, kakak, apa kau bisa menjawab pertanyaanku?



Kakak…
Diam, aku pandangi sebotol air di hadapanku, botol bekas U C 1000. Haha. Ada air darah di dalamnya, begitu aku menyebutnya. 8 januari 2009. Tanggal itu kita mendapatkan airnya. Haha. Itu air darah, air payau. Kuambil botol itu, ada tanda tanganmu dan tanda tanganku, apa tanda tanganmu masih sama?? Aku hanya bisa tersenyum, mengingatnya.

Hmm, tempat pensilku, biru. Itu hadiah ulang tahun ke enam belasku, darimu, dibungkus dengan kertas kado warna pink, dan aku sempat protes karenanya “knapa pink??” tanyaku, “gak ada yang biru” jawabmu. Hahaha. Dasar aku tukang protes dan kau tukang ngeyel.


Nada-nada more than word masih mengalun di telingaku. Lirik-lirik yang dalam, katamu. Aku pernah menghapusnya, kakak, dan mencari lagu ini lagi. Aku tak pernah bosan mendengarnya.


Kemarin, seminggu yang lalu, hari idul adha. Saat ke masjid, banyak kotoran kambing dan aku teringat padamu kakak, ah tidak, bukan kau sebau kotoran kambing. Aku teringat saat kau menyebut kotoran kambing sebagai "ranjau", 18 Agustus 2007, dini hari. Ah kakak, dimana kau sekarang?


Kakak, apa kau masih suka tertidur? Saat ditelpon malam-malam? Apa ada yang menelponmu sesering aku menelponmu seperti dahulu? Pagi sebelum kau bangun, siang sehabis kau pulang kuliah, dan malam sebelum kau tertidur, adakah??

Ah kakak…

Bagaimana pekerjaanmu sekarang?? Kau bekerja dimana? Bahkan aku tak tau.. aku berharap kau tak suka terlambat seperti dahulu, ON TIME, katamu, dan tak bertanggung jawab, kataku. Kau datang ke rumahku selalu terlalu siang dan aku menunggumu terlalu lama di halaman rumahku, untuk berangkat ke sekolah. Dan aku selalu panas dingin di jalan karena takut terlambat. Dan kau selalu santai. Ah dasar Mr. Enjoy..


Kau pernah membuatku sebal setengah mati saat kau berjanji akan datang tapi ternyata kau datang terlambat, dua jam ! ya, tapi kau datang, dengan dua es krim durian di tanganmu, dank au tau aku pasti luluh olehmu, kakak..


Kakak…

Saat ada pradiklat di sekolah kita dulu, mengingatkanku saat kau dulu menungguku dalam acara itu, sampai menjelang malam, sampai hujan. Dan ternyata aku dijemput ayahku. Terima kasih kakak. Terima kasih juga sering menungguku latian menjelang lomba. Sekarang, sapa yang kau tunggu, kakakku??

Oh ya, bagaimana kabar ibumu? Apa masih suka makan kopi?

Bagaimana kabar kakakmu? Apa masih suka makan beras?
Lalu bagaimana kabar ayahmu? Tentu dia sehat kan?
Dan adik-adikmu? Aku merindukan cerita mereka semua kak.
Berapa umurmu saat ini? 23 tahun? Hey apa kau sudah k3?
Hahahaha…
Kakak……..

“hey! Ayo berangkat ! cepetan ! togamu udah mau digeser itu !” suara teman sekamarku menghentikan lamunanku.

Sudah tiga tahun, ini hari aku diwisuda kakak, andai kau yang mendampingiku saat ini, batinku sambil tersenyum pada popeyeku..
Ah, “ GOOO!!” teriakku kemudian menutup pintu kamarku..

0 comments:

Post a Comment