Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, November 5, 2012

hujan dari tanah

Sang Wanita menjulurkan tangannya menadah air yang terus menetes dari angkasa, ia tersenyum dan menatap Lelaki yang ada di belakangnya. Sang Lelaki mendekat, tersenyum ketika melihat hujan yang turun tanpa henti di sore itu.
"Kau senang?" tanya Sang Lelaki, sambil menatap Wanitanya yang tak henti mencoba menggenggam butiran hujan, tapi tentu selalu gagal.
Sang Wanita hanya mengangguk.
Kemudian mereka terdiam, mendengarkan dendang suara hujan dan dingin angin sore berbalut hujan. Melayang dalam lamunan masing-masing, tiba-tiba Sang Wanita bertanya, "menurutmu, dari mana datangnya hujan?"
"Bukankah sudah jelas? Dari atas? Dari langit itu bukan?" jawab Sang Lelaki sambil menunjuk pada langit yang kian kelabu.
Sang wanita menggeleng, dan berkata, "aku pikir hujan itu dari bawah, dari air di bumi yang menguap ke atas."
Sang Lelaki diam, tak menanggapi kata Wanitanya, ya kau benar siklus itu, batinnya.
"Menurutmu hujan itu berkah?" tanya Sang Wanita lagi.
Ada apa ini? batin Lelakinya, "Emm, Ya, Wanitaku, menurutku hujan itu berkah"
Sang Wanita tersenyum dan melanjutkan, "jadi hujan itu berkah, dan asalnya dari bawah, begitu?" 

Lelakinya hanya  mengangkat bahunya, tanda setuju atau tak setuju, samar.
"Sedari tadi aku berpikir, mungkin hujan ini ada kaitannya dengan rejeki, berkah, nikmat atau apapun itu. Hujan turun dari atas, berkah rejeki dan nikmat juga turun dari Atas. Hujan berasal dari bawah, berkah rejeki dan nikmat juga berasal dari bawah, atas permintaan dan usaha manusia di bawah" kata Sang wanita sambil menerawang menembus hujan yang kian lebat.
"Jadi maksudmu, asal kita mau berusaha, kita mau 'memanaskan' atau memaksimalkan usaha kita yang berada di bawah ini, dengan terus menuju ke 'Atas', kita bisa menurunkan hujan, mendapatkan berkah nikmat ataupun rejeki dari Atas?" kata Sang Lelaki menarik kesimpulan.
"Aha," jawab Wanitanya sembari tersenyum.
Tak ada kata-kata lagi, mereka tersenyum memandang nikmat hujan sore itu, dan terus berpikir bagaimana caranya memanaskan usaha mereka untuk bisa pulang. Pulang.




--------------------
huaaa akhirnya saya bisa nulis flash fiction lagi setelah sekian lama, 
walaupun agak akcau
terima kasih hujan. Terima kasih, Rabb atas hujanMu.

0 comments:

Post a Comment