Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, November 19, 2012

makhluk halus di kepalamu

Dia terdiam dalam kesedihan diri sendiri, meratap tapi percuma, tak ada yang bisa diubah dari satu ratapan. Menyedihkan, dia merasa sudah jauh berjalan, tapi lihatlah, dia masih berjalan pada lintasan yang sama, lintasan melingkar yang tak membuatnya berpindah dari manapun. Lihatlah ! Pikiran-pikirannya berputar dalam laju yang lambat, membuatnya frustasi dan frustasi.
Ah, tiba-tiba ada yang datang di kepalanya, sebuah suara, yang selalu datang saat suasana seperti ini. 
'Kenapa lagi kau?' tanyanya menghina, seperti biasa. Warna hitamnya masih se gelap biasanya
'Tak apa' jawabnya malas.
'Ah, masih kepikiran rupanya, ingatlah, aku bisa membaca pikiranmu, bodoh!' kata si hitam menatapnya malas.
'Terserah' jawabnya ketus
'Kau masih belum pintar ya, sudah berapa lama kau berdiri dalam keadaan seperti ini? sudah berapa lama kau menahan ratap yang membendung kepalamu untuk berbuat sedikit pintar?' 
'Eh, dimana si biru?' tanyanya mengalihkan pembicaraan
'Ah, mencari pembelaan kau rupanya, dengarkan aku! Kau tau, KAU HEBAT! kau tau seberapa kuatnya dirimu, kau tau kau bisa sangat mengenal apa yang ada di kepalamu, kau tau kau adalah pengusa HIDUPMU ! jangan bertindak seakan-akan kau tak cukup pintar untuk berlari! jangan pernah mendengarkan si biru yang terus memaksa dan melindungi masa lalumu !'
Dia diam, hanya mendengarkan kata-kata si Hitam tanpa meresponnya, tak seperti biasanya yang selalu mendebatnya.
'Kau setuju bukan?' seringai si Hitam muncul di wajahnya. 'Ah, kau tau, betapa berharganya dirimu, dan sungguh, kau benar-benar pintar! bahkan aku mengagumimu'
'Begitukah?' tanyanya kemudian.
'Tentu, apa yang sudah kau dapat selama dua bulan terakhir ini? tak cukupkah itu membuktikan bahwa sebenarnya kau bisa, bukankah Tuhanmu sudah menunjukkan semuanya padamu?'
'Ah, entahlah, aku hanya berpikir dia tak adil padaku kau tau, aku pernah meminta satu hal yang ternyata dia mengabulkan permintaanku, tapi aku sekarang meminta satu hal yang kurasa Dia belum dan entah kapan mengabulkannya, bagiamana aku bisa tanpa bantuanNya?'
'Itu usahamu yang kurang konsisten dan kurang kuat, jangan lagi kau membuat satu celah yang bisa membuatmu terkapar, sudah, jalan saja lurus ke depan, banyak yang menunggu kemampuanmu di depan sana'
Dia tak menjawab, dan si Hitam kemudian menghilang, membuatnya sendiri lagi, beban di kepalanya sedikit berkurang.
'Ah, Hitam benar' katanya kemudian.


---------------------------
tulisan ini selesai pada 8 Maret 2012 
dan entah mengapa berdiam diri dalam draft blog 8 bulan lamanya
 

13 comments:

Unknown said...

"Ah bagaimana mungkin kau percaya si Hitam begitu saja,
Sudah lupakah kau dengan kebersamaan kita ?
Bukankah berkatku juga engkau bisa menjadi seperti sekarang ini ?
Tapi, memang benar Engkaulah penguasa atas hidupmu sendiri..
Jika ini yang memang engkau inginkan, baiklah akan ku kunci rapat2 masa lalumu, agar engkau bisa terus melangkah maju..
Mungkin akan sedikit aku buka jika sudah waktunya, barangkali aku menemukan sesuatu yang bisa engkau ambil pelajaran darinya ketika engkau jatuh terkapar lagi..."
Ucap si Biru dalam hati, sembari tersenyum walau sedikit berkaca-kaca...

azzaitun said...

wah mantep nih, tapi si biru itu cuma 'setan'nya mas, bukan 'dia'nya
maksudnya sih gitu..

Unknown said...

Hehe, bukan bermaksud intervensi, sok ataupun lancang, cuma membayangkan saja nasib si Biru...
Tapi kalau dialog si Biru memang sudah dipersiapkan, aku minta maaf kakak :)

azzaitun said...

nggak juga sih, haha, nggak perlu minta maaf juga mas :D

gimana mas, ide monolog jadi dialognya?

Unknown said...

Ya itu, gimana memulainya ya, entar deh aku kabari kalau sudah dimulai, ini mau edit blognya Fivien biar bisa dicomment, juga mau ajak Novan juga yang udah lama vakum, apalagi sejak kejadian tempo hari itu...

azzaitun said...

heuheu, sippo

Unknown said...

Tapi yang jelas, yang pertama memulai itu yang lebih bebas, karena bisa menggambarkan/ men-setting sedemikian rupa, termasuk tingkah polah kawan dialognya... wkwkwkwk..
Orang berikutnya hanya tinggal menyesuaikan dan menambahkan...
Tapi pasti dengan gaya bahasa masing-masing, mungkin jadi ngakak kalau emang bener2 gak nyambung jadi dialog...

Unknown said...

Sek bentar Liv, kalau misal kita lagi menceritakan posisi kita sedang menerima telepon, tapi yang dituliskan hanya apa yang kita ucapkan, apa itu termasuk monolog atau dialog ?

Contoh:
"Assalamualaikum,
Ya benar ini saya,
Oh soal yang kemarin, iya nanti saya bicarakan dengan teman-teman,
Waalalikum salam"

Atau memang aku yang gak paham ya perbedaan monolog dan dialog, wkwkwkwkwk...

azzaitun said...

nah iya ya, enak yang bikin cerita lebih dulu ya mas..

kalo menurutku itu monolog mas, soalnya kan berasa ngomong sendiri gitu

Falzart Plain said...

Kalau saya justru hitam-nya yang malas.

azzaitun said...

malas apa mas?
ini si Hitamnya yang suka berontak, nggak males.
Wah, long time nggak posting nih mas Falzartnya..

Falzart Plain said...

iya, yang si hitam versi saya yang mendukung kemalasan.

azzaitun said...

oalaaah, haha kita berbeda berarti mas :D

Post a Comment