Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, December 31, 2011

Malang Jember (29 12 2011)

               Ini adalah perjalanan dua hari yang lalu, perjalanan pulang ke kampung halaman bersama dua manusia. Yeah ini perjalanan yang biasa saja I think, but seperti biasa, ada saja yang saya pikirkan selama perjalanan atau tidak dalam perjalanan, oh bukan ! bukan masalah mual di perjalanan, ini lebih dari sekedar itu. So what? Not really important but Yeah, let me tell you ye !
                Ini perjalanan pulang kampuang yang tak direncanakan menurut saya, ya karena saya tak benar-benar merencanakannya, masih ada jadwal tambahan kuliah yang akhirnya dibatalkan, entah harus bersyukur atau gimana menghadapi situasi ini, ya walau sejujurnya saya menerima kabar ini dengan tertawa dan bersorak, hahaha. Itu tanda saya harus pulang. Secepat kilat saya langsung berpikir tentang dua kata : KERETA API. Dan sialnya kereta api tak sedikitpun berpikir tentang saya, karena dia tak menyisakan bahkan tiga tiket saja untuk saya. Sudah jauh-jauh pergi ke stasiun dan ternyata tiket habis sampai keberangkatan dari Malang tanggal 2 Januari 2012. SELAMAT ANDA BERUNTUNG -_- !
                Dengan terpaksa, saya berjuang melalui cobaan ini dengan ‘menumpaki’ bus menuju ke Jember, dengan mendapatkan bus AC tarif biasa, mantap gan. Ini ada dua tanda, beruntung karena tidak akan kepanasan, dan sial karena akan mual sepanjang jalan, well ya syudah, disyukuri saja, toh bisa tidur sepanjang jalan kenangan.
                Pikiran tidur sepanjang jalan kenangan itu gagal, kenapa? Karena sepanjang jalan itu selalu ada pengamen, oh God. Pertama sudah tertidur dan terbangun karena tepat di telinga ada suara genjrang genjreng, saat melihat ke pengamennya saya tak bisa berhenti tertawa Karena si penyanyi berjambang lebat, ampuuuuuuuuun ooom, hahahaha. Suer lebat nemen. Puas ketawa ketiwi dah. Akhirnya tertidur lagi. Dan bangun lagi gara-gara suara pengamen ‘bus-an’. Gilaaaaaaa, gondok nemen.
                Well di pengamen kedua (entah kedua atau ketiga saya tak ingat) inilah saya sadar, lagu-lagu yang dinyanyikan pengamen ini tak biasa, tapi luar biasa. Zzzz. Lagu-lagunya berisi penggalauan, eits maksud saya berisi pengangguran, kehidupan remaja, dan ya seputar kehidupan. Tak seperti kebanyakan yang biasanya muter muter masalah percintaan, cinta ini cinta itu, cinta mati cinta hidup, cinta mutilasi bahkan ! saya tak tau lagu tema pengangguran ini didapat dari mana, entah mengarang sendiri atau memang lagunya sudah ada. Yang pasti saya tertarik untuk menyimak liriknya. Ada lirik-lirik tertentu yang kira kira begini isinya : ”anak perempuan jaman sekarang beda sama jaman dulu, anak perempuan jaman dulu cuma di’set’ bisa macak tapi sekarang sudah disekolahkan yang tinggi sampe akhirnya berkeluarga”. Ada juga yang begini : “sekarang anak-anak disekolahkan eh di sekolah malah pacaran sampe akhirnya pulang-pulang perut menggembung (you know I mean)”. Saya cuma bisa manggut-manggut saja mendengar lagu ini, lagu yang sebenarnya juga cocok jika didengar di radio radio atau di televisi di rumah, tidak hanya di kendaraan umum begini.
                Kita lihat sekarang, ya oke,maksud saya kita dengar sekarang, lagu-lagu yang beredar hanya lagu-lagu masalah cinta cinta dan cinta, seolah dari kecil kita-kita sebagai generasi muda hanya mengurusi masalah ini saat tumbuh dan berkembang di masa pencarian ilmu. Adakah lagu yang bisa menumbuhkan semangat kita untuk terus mencari dan menimba ilmu sampai ke liang lahat? Adakah? Andai saya bisa mengarang dan menciptakan lagu, mungkin saya akan mencipta lagu yang seperti itu.
                Lagu-lagu silih berganti di bus, dari pop sampai dangdut.
                Dan ada yang membuat saya terkesan lagi di bus ini, ya, mungkin sesuatu yang biasa, tapi luar biasa di mata saya. Saat masih di kabupaten Malang, ada seorang remaja lelaki (dari wajahnya berkata begitu) yang merelakan tempat duduk nyamannya demi seorang nenek-nenek yang berdiri tak mendapatkan tempat duduk. Dan ya, sejujurnya saya terkesan. Hari gini ternyata masih ada anak muda yang berjiwa besar seperti itu? dan dia berdiri untuk sejam lamanya, wah, Jazakumullah hey lelaki berjaket biru. Semoga diantara kita masih memiliki jiwa yang besar seperti lelaki yang besar hatinya itu. Amiin.
                Well, kadang dari setiap perjalan ada satu dua atau lebih nilai kehidupan yang bisa kita ambil, dan hari itu saya mendapatkan lebih banyak nilai kehidupan, petama, jangan terlalu suka dengan lagu cinta karena itu menyesatkan dan  belajar yang rajin supaya tidak menjadi pengangguran. Kedua, miliki jiwa yang besar yang rela berkorban dan menyayangi sesama. Dan yang ketiga kita harus sabar dalam menghadapi kemacetan lalu lintas, tak boleh marah-marah karena marah tak menyelesaikan apapun hanya meledakkan kilang minyak di kepala kita.
                Akhirnya saya sampai Jember dengan tenang dan perut keroncongan, Alhamdulillah J

0 comments:

Post a Comment