Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, December 15, 2011

Ujian :)) *something about the power of ikhlas*

Malam ini rasanya kata-kata yang aku ucapkan kemarin langsung diuji. Aku bilang pada temanku, "aku ikhlas". Ya, itu inti dari percakapan kita. Seperti biasa, aku mudah berkata-kata, kata-kata itu begitu mudahnya lolos dari filter di otakku. Dan dengan mudahnya aku bilang, aku ikhlas.

Dan kenapa aku bilang semuanya langsung diuji? seperti biasa, apa yang aku katakan selalu langsung dibalas oleh Dia, aku bilang orang lain jerawatan dan dor ! keesokan harinya aku jerawatan. Aku bilang (dalam hati) si ini mulutnya bau, dan hwaaaa keesokan harinya mulutku yang badeg. HEBAT ! Banyak orang yang bilang kalau kita ada di tanah Nabi, Mekkah, apa yang kita batin langsung dibalas, dan aku? tak perlu pergi ke tanah itu untuk menunggu pembalasan. 

Dan, well balik lagi soal keikhlasan, malam ini keikhlasanku benar-benar diuji. Aku tak perlu mengatakan apa yang diuji, soal keikhlasan, itu saja. Saat kita melihat dan mendengar apa yang kita harapkan tak menjadi milik kita, dan jauh sekali dari apa yang kita bayang dan impikan, itu  adalah saat yang benar-benar mempertaruhkan bagaimana ego kita bekerja. Ego, sesaat marah, kecewa dan ingin memberontak memang ada, dan sangat jelas rasanya. Sangat mempan menyulut api di kepala, membakar bangunan yang telah dibangun selama sekian lama, bangunan pertahanan. Itu yang terjadi padaku malam ini, selama sekian menit. 

Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? 
tarraaaa, aku berhasil memadamkan apoy (api -madura-) di dalam kepala. Entah kenapa rasanya malu, semalem baru bilang aku ikhlas dan aku gak bisa maksa. Malu kalo ternyata aku malah marah-marah saat itu benar-benar terjadi.

Ternyata ikhlas itu mudah kawan, tarik napas, rasakan. Apapun itu, apa yang kita harapkan dan ternyata kenyataan tak sependapat dengan yang kita inginkan, kita kembalikan padanya, Allah Tuhan Semesta alam, Dia yang menentukan segalanya. Oke, itu emang gak gampang, tapi bukan berarti gak bisa. BISA kawan. Ini buktinya aku bisa. Rasanya memang ingin marah, tapi sejenak berpikir, apa gunanya aku marah? apa gunanya aku kecewa? aku takkan pernah menjadi lebih DEWASA saat aku menunjukkan dan memfasilitasi badai amarahku, TIDAK, tak akan pernah. Aku mencoba menerima semuanya, tersenyum dan blassss !! hilanglah semua kecewaku ! Aku sadar, tak ada yang benar-benar aku miliki di dunia ini, tidak juga diriku sendiri. 

Jauh dari itu semua, saat kita berhasil memadamkan api di kepala kita, dengan puasnya kita akan berkata, "AKU BERHASIL !" Ada kepuasan tersendiri saat aku berhasil meredam kekecewaan dan kemarahan di sini, di kepalaku, karena dari dulu kala, aku terkenal karena mudahnya aku menjadi granat yang meledak-ledak. Sekarang, bye-bye granat ! Aku hanya ingin menjadi api dalam air. 

Overall, aku bangga pada diriku, belajar untuk terus sabar, ikhlas dan selalu bersyukur, seperti yang selalu diamanahkan kedua orang tuaku padaku. Aku bersyukur, karena disetiap kejadian yang Allah 'jadikan' di kehidupanku, Dia membuatku terus belajar, bagaimana harus menghadapi dunia ini. madu dan racun dalam satu sajian.

Bismillah..
Allah selalu bersama kita :)

0 comments:

Post a Comment