Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, March 1, 2012

bulan atau bintang?

"Mana yang lebih kau sukai, bintang atau bulan?" tanya Sang Lelaki pada wanitanya.
"Entahlah, mereka berdua sama-sama pembohong menurutku" 
"hmm??" Sang Lelaki ingin tau bagaimana pendapat wanitanya kali ini, "Apakah lagi-lagi kau membuat teori tentangnya?"
"Menurutmu?" tanya balik sang Wanita dengan tersenyum.
"Entahlah" jawab Sang Lelaki tak ingin berkomentar lebih jauh.
"Ya, menurutku, bintang itu pembohong, dia nyata berdiri di sana, menampakkan kerlip cahaya yang ia punya, tapi, apakah itu menjamin dia ada? cahayanya saja membutuhkan waktu tahun cahaya untuk bisa kita lihat, dan dalam kurun waktu untuk sampai di bumi, tidak ada yang menjamin bintang itu masih eksis" jawab sang wanita sambil menatap langit.
"Lalu bulan?" tatap sang Lelaki.
"Bulan?" Sang wanita sengaja mengulur waktu, membiarkan Lelakinya penasaran, "ah aku tau kau tau pendapatku" 
"Tidak" geleng Sang Lelaki cepat, "kita tak pernah membicarakan ini sebelumnya bukan"
"Emm, sama juga, semua orang tau bulan itu hanya meminjam cahaya dari matahari untuk menjadi penghias malam, cahaya pinjaman" kata Sang Wanita kemudian menatap lelakinya.
Sang Lelaki hanya terdiam, 'kau melihat dari sudut yang berbeda, wanita cerdas' batin sang Lelaki. "Tapi kau tetap menyukai mereka berdua" katanya kemudian.
Wanitanya hanya menatapnya.
"Ya, kau seringkali memandang langit saat malam hari berada di luar. Dan mendenguskan napasmu saat kau lihat langit hanya mendung tak menampakkan kecerahannya"
Lagi-lagi Sang Wanita tak menanggapi itu, hanya tersenyum dan membatin 'kau benar, Lelakiku'.
"Dan kau juga lebih menyukai bintang, walau dia pendusta menurutmu, dia lebih mulia bukan, daripada bulan yang hanya meminjam, dia tetap ada walau tanpa kita tau dia ada atau justru sudah menjadi lubang hitam" kata Sang Lelaki sembari tersenyum dan melanjutkan, "Dan aku ingat suatu hari kau pernah mengatakan padaku kau ingin menjadi bintang, dan kini aku tau mengapa, karena walau tak ada sekalipun, dia tetap menjadi penghias langit. Kau ingin jika suatu saat nanti kau tak ada pun, kau tetap menjadi seseorang yang berguna, begitu?"
Sang wanita tetap diam dan tentu saja sambil tersenyum, 'apa lagi yang kau tau, lelaki cerdik?'
"Dan kau juga tetap menyukai bulan, walau kadang kau kesal karena cahayanya mengalahkan cahaya bintang, kau tetap menyukainya, karena dia menggantikan matahari pada malam hari, sebagai penghias dan penghibur bagi hati yang membutuhkannya" kata sang Lelaki, menuntaskan argumennya.
Mereka terdiam sesaat, menatap langit cerah di atasnya, tenggelam dalam pikiran masing masing. Hingga yang terdengar hanya suara deburan ombak.
"Apakah di surga ada bulan dan bintang?" tanya Sang Wanita tetap menatap langit.
Lelakinya tau, dia tak membutuhkan jawaban, Sang lelaki hanya tersenyum.


*cerita ini hanya fiktif belaka**terinspirasi semalam saat latian MP dan langitnya cerah!**andai saya ada di pantai*

6 comments:

amel said...

haihaihai.. mampir dunia pagi yaa.. ada kejutan di sana :D

azzaitun said...

terkejut sekali :D
hehe

novan said...

bulan e kemarin ketutupan awan, suka ma awan juga g?hehehe

azzaitun said...

nggak mas, lebih suka langitnya haha

novan said...

tk tambahin boleh g?
wanita: "q juga benci sama awan, menutupi pandangan q terhadap bulan, jadi awan kok egois banget, bulan itu milik orang banyak kok ditutup2i, emang bulan dah nikah ma awan apa??"
laki-laki: tersenyum, terus bilang "awan itu sedang belajar, belajar melindungi kita dari teriknya panas matahari, untuk itu tiap malam dia selalu menutupi bulan, agar siap menutupi matahari di esok pagi" ( aneh y hehe, tapi kata-kata mu bagus liv, imajinasinya juga..mesti harus belajar hehe)

azzaitun said...

tapi matahari gak butuh ditutupi mas, walau terik gitu, matahari itu dibutuhkan sama bumi dan segala isinya..
:D

Post a Comment