Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, March 2, 2012

Muhammad (Para Pengeja Hujan)

Ini adalah kelanjutan dari novel pertama, yaitu Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan yang ditulis oleh tasaro GK. Novel pertama sangat memikat, membuat saya jatuh hati pada sosok Rasullullah, saya benar-benar jatuh hati pada lelaki mulia itu. Membaca novel pertama itu membuat saya yakin terhadapanya.

Dan di novel kedua ini, saya penasaran terhadap kelanjutan ceritanya yang luar biasa, penampakan dari novelnya sih oke, tebalnya asik (sekian senti), dan saya tak pernah mempermasalahkan soal tebal, yang sering saya permasalahkan adalah teteretettettettereet HARGA ! hahaha, maklum saya gak pernah dapat subsidi buat beli novel, kalaupun uang sudah ditangan, pasti gak dibolehin beli novel sama ibundoo, tapi sekarang saya lagi nunggu pesanan novel saya dateng, hihi the lost symbol itu lho. Lah kok jadi keluar dari silabus gini ya. Oke, back to the novel, awal cerita saya sangat interest, saya suka dengan cerita kepemimpinan dan kepribadian Rasullullah yang really-really very sabar dan mulia, hmm can we meet?

Sayang sekali cerita Rasullullah sendiri terhenti di tengah-tengah ketebalan buku, beliau wafat. Siapapun yang membacanya bab itu pasti akan menangis dan ikut berduka rasanya. Kehampaan yang juga akan dirasakan oleh pembaca. Dan kehampaan itu benar-benar saya rasakan sampai akhir cerita, bayangkan ! akhir cerita ! (dikit lebay boleh lah ya). Kenapa? Karena setelah wafatnya Sang Nabi, cerita-certita hanya seputar kekuasan dan peperangan yang dilanda kaum Muslim dibawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, dan kaum muslim setelah sepeninggal nabi menjadi tercerai berai dan tak sedikit yang murtad, well sungguh saya bosan dengan ceritanya. 

Entahlah kebosanan saya kenapa, karena tak ada sosok Nabi lagi yang diceritakan atau karena sosok 'Ali bin Abi Thallib juga jarang muncul? hehe, iya, karena keduanya. Saya malah lebih suka cerita tentang Kashva, Astu dan kawan-kawannya, cerita tentang agama penyembah api di persia zaman dulu : ajaran Zaradust. Penasaran dengan ceritanya? baca sendiri ya :D

Well, karena membaca novel inilah saya sedikit berpikir tentang satu dan sekian hal. Membayangkan bagaimana jika seandainya saya lahir di jaman itu, jaman ketika Rasullullah masih memulai menyebarkan Islam sebagai suatu kepercayaan, apakah saya akan mempercayainya, atau justru malah mengikuti kaum kafir dan memburu untuk membunuhnya?? Entahlah. Karena saya hidup di jaman ini, di jaman setelah beratus tahun wafat Rasullullah tapi kenangan tentangnya masih membahana, bahkan saya sebenarnya ingin, ingiiiin sekali bertemu dengan Lelaki yang selalu tersenyum ini, sungguh damai mungkin jika berada bersamanya. Saya menjadi Islam karena turun menurun, ada pilihan tapi sudah dipilihkan, begitu kira-kira, berbeda dengan jaman Rasul yang kita masih dituntut untuk percaya dan dipercaya. 

Jadi, apa bedanya dahulu dan sekarang? ya, tentu banyak perbedaan, tapi kata dosen saya tadi siang "Untuk urusan akhiratpun, kita harus berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian". Tak ada yang mudah, tapi tak ada juga yang tak mungkin, jika kita percaya dengan keserba-Maha-an-Nya.

Mungkin menjadi muslim bukanlah suatu pilihan (melainkan jawaban), tetapi emnjadi Muslim yang sebenarnya itu adalah pilihan (yang harus dipilih). Bismillah, Hamasah!! :D

2 comments:

novan said...

the lost symbol...boleh pinjem g y?hehehe

azzaitun said...

boleh mas, tapi kalo aku dah slese baca ya, haha

Post a Comment