Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, December 1, 2012

awal di akhir, ini Desember

"Selamat Datang Desember" ucapnya dalam hati.
Ya,  hari ini adalah hari pertama di bulan terakhir tahun ini. 1 Desember 2012.
"So many experience in this year" katanya lagi, lagi-lagi bersuara di dalam hatinya, karena saat ini dia sedang sendiri di dalam kamarnya.
Dia berhenti menulis di buku birunya. Menyandarkan diri pada kursi putihnya dan menatap dinding biru di hadapannya, pandangan kosong. Tiba-tiba berlarian kejadian setahun ini. Dia teringat akan target hidupnya tahun ini, tiga target sederhana yang belum berhasil dikejarnya. 
"Target pertamaku gagal karena satu ketidakjujuranku, kecewa itu pasti, tapi di sini aku dapat belajar bahwa ternyata usaha apapun jika ada sangkut paut ketidakjujuran di dalamnya maka hanya berujung pada penyesalan, yang juga sia-sia" katanya sambil menuliskannya pada buku birunya. Dendang-dendang lagu mengalir dari laptop di atas mejanya. SCHOLARSHIP : target awalnya. Dia tersenyum.
"Aku menginginkan beasiswa karena aku ingin beli sepeda, bukan karena ingin membantu orang tuaku, niatku kurang baik, mungkin karena ini juga Dia tak meloloskan niat ini, oke, terima kasih, Kau menyadarkan aku akan dua hal kali ini, tentang ketidakjujuran dan tentang bagaimana sebuah niat dapat berjalan" dia menuliska
n sesuatu berwarna lain dalam bukunya, KETIDAKJUJURAN dan NIAT.
Tertumbuk pada satu kata dibawah scholarship, JUZ 30. Tiba-tiba raut mukanya menjadi berubah.
"Terlalu banyak alasan dengan pengejaran target satu ini, waktu, aku bicara tentang waktu, ah" 
"Ini desember dan aku masih stuck di satu judul, aku masih berada di satu halaman" katanya, mulai frustasi pada dirinya sendiri.
"Ini desember, dan tiba-tiba aku menyerah pada mimpiku, sepertinya aku tak berbakat untuk menulis,  aku hanya bisa menuliskan hal-hal sepele, hanya tentang ini dan itu tanpa bisa mengembangkannya" dia kembali gila, frustasi akan ini itunya. 
Lalu Dia tersenyum kecut, "apa yang aku bisa, ini desember dan aku belum melangkah ke manapun, hanya memandang dari berbagai sudut tanpa membuat satu perpindahan. Ini desember, dan mana progresku?" tanyanya lagi, di sambut musik akustik sendu dengan petikan gitar mendayu, lagi, dari speaker laptopnya.
"Ini Desember, 30hari lagi untuk kembali ke jalan yang benar, kejar lagi target nomor dua"
Lalu dia menutup bukunya. Berkutat lagi dengan bolpoin birunya, kembali menuliskan data dan menganalisa sekian hasil dan mencocokkannya dengan teori, dia hampir gila, tapi tetap bertahan, karena hidup punya rasa, begitu katanya. Dia memberi bumbuhan gula yang berasal dari tawa teman-temannya, juga statistik di post-postnya. Dia hampir gila, tapi dia masih bisa bermimpi setiap malam, mengigau setiap minggu, dan bernapas setiap saat. Tuhan masih ada di hatinya, dia tau, dia masih hidup, dan Tuhan tak akan membiarkannya sendiri meski dia sudah hampir gila. Ini Desember, apa yang sudah kau dapat?


------------------------
dia itu saya dan ini tulisan agak nggak jelas

2 comments:

Post a Comment