"Kau tau apa alasanku hidup?" tanya sang Lelaki pada wanitanya, senyum jail seperti biasa mengembang di bibirnya.
"Ah, kau tak punya alasan mengapa kau hidup" jawab sang wanita, seperti biasa, masa bodoh. Tetap menatap birunya pantai di hadapan mereka.
"Haha, kau benar, aku tak punya alasan tentang dihidupkannya aku"
"Ya, tapi kau harus memiliki alasan untuk tetap hidup dan menghidupkan" kata sang wanita, kini tersenyum menatap lelakinya.
"Ya, karena kita tak pernah memiliki alasan untuk hidup, bahkan hidup kita adalah hadiah yang diberikan oleh Sang Raja Semesta, begitukah teorimu?" tanya Sang Lelaki menatap lembut wanitanya.
'kau sudah bisa membaca pikiranku rupanya, lelaki cerdik' batin sang wanita. "Ah, sejak kapan kau bisa membaca pikiranku, terlalu beranalisis" katanya kemudian, menyangkal.
"Benarkah? Entahlah, atau itu hanya pemikiranku, aku tak tau" kata sang lelaki memandang deburan ombak yang menghantam karang, lalu melanjutkan, "menurutku, jangan menyalahkan orang yang tak punya alasan ataupun tujuan dalam hidupnya, karena dia tak pernah meminta untuk dihidupkan, tapi proteslah terhadap orang yang menyia-nyiakan hidupnya, karena dia telah menghina hidup itu sendiri, hadiah dari Sang Raja kepadanya".
Sang wanita tersenyum kemudian berkata "Ya, mungkin kau benar, mempunyai tujuan atau tak mempunyai tujuan itu berbeda dengan menyia-nyiakan, jadi apa kau punya alasan untuk terus hidup dan tak menyia-nyiakan hidupmu?"
"Ah tentu saja, teori tak akan sekedar menjadi teori, aku harus membuktikan dan mempraktikkannya"
"Lalu?" tanya sang wanita ingin tau.
"Aku ingin menjadikan buah khuldi yang kau kecap tak sia-sia, itu saja"
Sang wanita hanya tersenyum, ya, lagi-lagi, surga.
3 comments:
Menyia-nyiakan hidup sama saja menghina pemberian Yang Maha Pemurah.
aaahhh mbak oliv, jadi terharu :'D
ah adek, hahaha :D
wkwkkw. mbak mainan PR tag yukk :D http://febrinamaharani.blogspot.com/2012/03/pekerjaan-rahasia-pr-halah-dari-putek.html
Post a Comment